Uniknya Rujak Werak Khas Morodemak Demak, Berbumbu Air Kelapa Asam

Uniknya Rujak Werak Khas Morodemak Demak, Berbumbu Air Kelapa Asam

Mochamad Saifudin - detikJateng
Sabtu, 03 Jun 2023 09:14 WIB
Rujak Werak khas Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jumat (2/6/2028).
Rujak Werak khas Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jumat (2/6/2023).
Demak -

Rujak werak hanya ada di Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak. Rujak ini khas dengan rasa kecut dari guyuran air kelapa yang disimpan selama empat hari. Cocok dinikmati saat berkunjung ke pesisir Demak.

Selain kecut atau asam, rujak parutan bengkuang ini juga memadukan rasa manis dari lutis gula jawa dan pedasnya sambal cabai campur asem. Rujak ini biasanya dinikmati dengan kerupuk rambak atau kerupuk triplek yang digoreng menggunakan pasir.

Salah satu penjual rujak werak, Rosidah (43) mengatakan werak merupakan sebutan untuk air kelapa yang telah disimpan sebagai kuah rujak ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bengkuang diparut, dikasih sambel lutis. Sambel weraknya yang pedas dikasih asem, garam, lombok, terasi," kata Rosidah saat ditemui di teras rumahnya, Jumat (2/6/2023).

"Airnya kelapanya disimpan dalam botol empat hari, biar seger. Kalau manis kan nggak enak, harus kecut," imbuhnya.

ADVERTISEMENT
Rujak Werak khas Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jumat (2/6/2028).Rujak Werak khas Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Rosidah menjelaskan, resep tersebut ia warisi secara turun-temurun. Ia sudah berjualan rujak werak selama 13 tahun, meneruskan usaha ibunya.

"Sudah kuno ini, berbarengan sama rujak moro (rujak khas Morodemak)," jelasnya.

Peminat rujak werak saat ini dari kalangan orang tua dan pengunjung dari luar daerah. "Peminatnya wong tuwa-tuwa (orang tua). Orang luar desa nyarinya ke sini. Tidak ada yang jualan selain di sini," tuturnya.

Selain lezat, rujak werak menurut Rosidah juga berkhasiat. "Ceritanya kalau mencret makan rujak werak bisa sembuh. Nggak tahu, karena air kelapanya atau apa," ujarnya.

Rosidah berjualan rujak werak tiap pukul 10.00 - 20.30 WIB. Harganya per porsinya mulai Rp 3 ribu, Rp 4 ribu, sampai Rp 10 ribu.

Menurut Sekdes Morodemak, M Syaifudin, rujak werak merupakan warisan leluhur Desa Morodemak.

"Rujak werak memang salah satu kuliner warisan leluhur desa Morodemak. Racikan bumbunya tidak bisa ditemui di daerah lain," kata Syaifudin saat dihubungi detikJateng.

Zaman dulu, rujak werak menggunakan parutan ubi atau ketela pohon. Namun sekarang rujak werak menggunakan bengkuang.

"Uniknya menggunakan air kelapa tua yang didiamkan minimal sebulan. Sepertinya ada rahasia tersendiri," ujar Syaifudin.




(dil/dil)


Hide Ads