Pemkab Bantul mendapat rekomendasi dari pakar UGM soal amblasnya jalan di Pedukuhan Kedungmiri, Sriharjo, Imogiri, Bantul. Rekomendasinya yaitu pembangunan dinding penahan tanah pondasi dalam dan ditambah konstruksi bronjong.
Perwakilan Tim Pengkaji Fakultas Teknik UGM Dr Ali Awaludin mengatakan segmen ruas jalan amblas di Sriharjo itu berada di morfologi lembah perbukitan, tepatnya di atas lereng Sungai Oya. Di selatan jalan itu, aliran Sungai Oya berbelok ke utara sehingga cenderung menggerus lereng segmen ruas jalan longsor.
"Konstruksi jalan desa ini berada di atas endapan aluvial lanau lempungan yang dialasi batuan breksi andesit formasi Nglanggran," kata Ali saat membacakan ringkasan hasil kajian timnya di kompleks Parasamya Bantul, Kamis (16/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dosen Teknik Sipil UGM ini melanjutkan, tanah lanau lempungan di segmen ruas jalan longsor memiliki ketebalan hingga 12 meter dan sifat plastisitas tinggi. Mengacu hasil penelitian terdahulu, Sriharjo dan sekitarnya diperkirakan berada pada zona patahan aktif sesar Opak sehingga rentan mengalami guncangan akibat gempa.
"Penyebabnya, tanah lanau lempungan berplastisitas tinggi di segmen ruas jalan longsor memiliki tingkat kejenuhan penuh, dalam artian seluruh pori-pori tanah terisi oleh air," jelasnya.
Tingginya kadar air itu akibat dari hujan yang telah berlangsung cukup lama sebelum kejadian. Kadar air yang tinggi mengakibatkan tanah menjadi sangat lunak, daya dukungnya jadi rendah, dan mudah bergerak.
"Sehingga menyebabkan konstruksi turap beton pre-cetak tidak dapat menahan gerakan tanah yang terjadi," terang Ali.
Maka itu tim dari UGM melakukan pengeboran tanah hingga kedalaman 30 meter di lokasi jalan longsor itu. Juga dilakukan upaya geolistrik di kaki bukit sisi utara, di sisi perbatasan tanah sawah dengan badan jalan, dan di badan jalan yang bersebelahan dengan sungai Oya.
"Sebagai langkah awal, direkomendasikan untuk melakukan pekerjaan stabilisasi tebing sungai yang dapat ditempuh dengan cara pembangunan dinding penahan tanah pondasi dalam," kata Ali.
"Lebih lanjut dapat ditambahkan konstruksi bronjong untuk melindungi tebing dari gerusan aliran sungai, dan penggantian tanah (soil replacement) untuk meminimalkan deformasi badan jalan," lanjutnya.
Menanggapi rekomendasi itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meminta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul merancang Detail Engineering Design dahulu. Namun pengerjaannya tak bisa dilaksanakan tahun ini karena biayanya besar.
"Dengan rekomendasi seperti ini diperlukan biaya yang berlipat-lipat karena tidak cukup dengan memasang turap. Tapi harus bor pile (tiang pancang) yang jauh lebih dalam dan back-up dengan bronjong," kata Halim.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.