Ada kisah kelam tentang tragedi yang menimpa empat pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di jalan nasional Jogja-Wates, Kulon Progo. Tragedi itu erat kaitannya dengan Monumen Kijang yang berada di lokasi tersebut.
Monumen Kijang itu berada di tepi jalan Jogja-Wates, Dusun Kalimenur, Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo, DIY. Monumen itu berupa bangkai mobil yang disangga dua tiang setinggi 2,5 meter.
Cat biru mobil itu sudah memudar hingga jadi keabu-abuan. Bodinya ringsek, berkarat, dan banyak ditumbuhi lumut dan tanaman liar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawahnya terdapat tiga pesan berhuruf kapital berukuran besar. Tulisannya "ANDA MENGANTUK, ISTIRAHAT DAHULU!!!", "BUDAYAKAN TERTIB BERLALU-LINTAS" dan "JANGAN IKUTI JEJAK KAMI, KENDARAAN INI MEMAKAN KORBAN 4 JIWA, TAATI PERATURAN LALU LINTAS".
Monumen Lalu Lintas atau biasa disebut Monumen Kijang itu berdiri sejak 2009.
"Berdasarkan informasi dari senior-senior saya di Polres Kulon Progo, tujuan monumen ini sebagai reminder (pengingat) bagi pengendara supaya berhati-hati, supaya tidak terjadi kecelakaan yang sama," kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Kulon Progo, Ipda Satya Kurnia kepada detikJateng, Rabu (28/12/2022).
Tewasnya 4 Pegawai BATAN
Satya mengatakan bangkai mobil itu saksi bisu kecelakaan maut yang merenggut nyawa empat pegawai BATAN. Kecelakaan itu terjadi pada 2006. Lokasi kecelakaannya tak jauh dari monumen itu.
"Dulu sekitar tahun 2006 mobil ini membawa empat orang sedang dalam perjalanan lewat jalan nasional ruas Kulon Progo. Nahas mobil ini mengalami kecelakaan dan seluruh orang di dalamnya meninggal dunia," ungkap Satya.
"Karena itu, mobil ini dijadikan ikon untuk monumen lalu lintas, biar pengendara yang melihatnya senantiasa berhati-hati," ujarnya.
Jalur Rawan Kecelakaan
Menurut Satya, tingkat kecelakaan di Jogja-Wates ruas Kulon Progo tertolong tinggi. Beberapa di antaranya merenggut korban jiwa.
"Jika kita lihat data, pada 2019 misalnya jumlah kecelakaan di jalan nasional itu mencapai 115 kasus, tahun 2020 ada 81, 2021 sebanyak 89. Untuk tahun ini masih dalam pendataan. Ini hanya di jalan nasional saja di Kulon Progo. Merujuk data ini termasuk tinggi," kata dia.
Ada sejumlah penyebab tingginya kecelakaan di jalan itu seperti kelalaian pengendara, kondisi jalan, dan minimnya fasilitas penunjang keselamatan.
"Mungkin saat kejadian di titik itu ada kerusakan (jalan). Faktor lain karena penerangan jalan minim. Paling sering soal penerangan, khususnya di titik monumen itu, sampai kini masih gelap," ucap Satya.
Dia mengimbau masyarakat berhati-hati saat melintas di jalan nasional ruas Kulon Progo. "Dan jangan lupa berdoa sebelum berkendara," pungkasnya.
Monumen Kijang sarat kisah mistis. Simak di halaman selanjutnya.
Sarat Kisah Mistis
Warga sekitar ternyata sering menemukan adanya sesajen di lokasi monumen tersebut.
"Di sekitar situ (Monumen Kijang) sering ditemukan sesajen, kadang kembang tujuh rupa. Biasanya dibuang sama orang nggak bertanggung jawab. Nah setelah itu pasti ada aja kecelakaan," ujar Atik (39) saat berbincang dengan detikJateng di rumahnya, sekitar 100 meter dari Monumen Kijang, Rabu (28/12).
"Belum lama ada kecelakaan di sini, sekitar awal Desember lah. Yang meninggal satu orang sudah bapak-bapak," ucapnya.
Selain temuan sesajen, Atik mengatakan tak sedikit warga yang menjumpai sosok misterius di sekitar monumen tersebut. Sosok ini sering mengganggu pengguna jalan saat malam.
"Yang paling sering itu kemunculan orang nyeberang. Nah nyeberangnya pasti pas kendaraan lagi melaju kencang, sehingga pengendara harus ngerem mendadak. Sampai hari ini nggak ada yang tahu sosok itu sebenarnya apa," ujarnya.
Kesaksian Sopir Ambulans Nyaris Celaka
Seorang sopir ambulans bercerita sempat nyaris celaka di daerah dekat monumen itu. Sopir ambulans di salah satu rumah sakit swasta di Kulon Progo itu bernama Topa (34).
Kejadian bermula ketika dia bersama seorang rekannya hendak pulang ke Kulon Progo usai membawa pasien dari RS PKU Muhammadiyah, Gamping, pada pertengahan 2022.
"Saat itu saya bersama teman perawat lagi dalam perjalanan pulang, lewat jalan Jogja-Wates. Saat itu sudah malam, sekitar pukul 22.00 WIB," ujar Topa kepada detikJateng, Rabu (28/12).
Dia mengenang perjalanannya semula lancar. Kondisi jalan yang sepi membuatnya leluasa memacu kendaraan. Namun semua berubah saat memasuki area sekitar Monumen Kijang. Ambulans yang dikemudikannya nyaris menabrak pria tua yang tiba-tiba muncul di tengah jalan.
"Sampai deket Tugu Kijang itu tiba-tiba di tengah marka jalan ada kakek-kakek pake baju ijo (hijau) celana pendek merah kayak celana SD," ujarnya.
Kemunculan mendadak pria tua itu mengagetkan Topa. Beruntung dia bisa banting setir sehingga tidak menabrak sosok tersebut.
"Saya langsung banting setir ke kiri. Syukurlah waktu itu jalan lagi kondisi sepi, misal ada mobil banter (kencang) di belakang mungkin saya bisa tertabrak," ujarnya.
Setelah mobil berhenti, Topa mencoba untuk mengecek kondisi sekitar dan memastikan pria tua yang nyaris ditabraknya selamat. Ternyata sosok itu sudah lenyap.
"Saya langsung lihat spion kanan, ternyata nggak ada apa-apa. Cuma sepi aja di situ. Gak enek opo-opo (tidak ada apa-apa), padahal jelas-jelas saya tadi lihat ada itu (pria tua)," ucapnya.
Dia pun melanjutkan perjalanan. Rekannya semobilnya sempat bertanya tentang insiden itu, tapi Topa enggan bercerita.
"Perawat saya cuma nanya kenapa. Saya jawab nggak papa. Saya baru cerita pas udah sampai Wates kalau tadi lihat sesuatu," ujarnya.
Usai kejadian itu dia masih penasaran tentang sosok pria tua itu. "Nggak tahu ya itu apa. Mungkin halusinasi saja karena efek capek kerja sampai malam," ucapnya.