Bangkai mobil Toyota Kijang ringsek dan berkarat di atas tiang penyangga menjadi monumen peristiwa kecelakaan di Jalan Jogja-Wates Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seorang sopir ambulans bercerita sempat nyaris celaka di daerah dekat monumen itu.
Sopir ambulans di salah satu rumah sakit swasta di Kulon Progo itu bernama Topa (34). Kejadian bermula ketika dia bersama seorang rekannya hendak pulang ke Kulon Progo usai membawa pasien dari RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Bantul pada pertengahan 2022.
"Saat itu saya bersama teman perawat lagi dalam perjalanan pulang, lewat jalan Jogja-Wates. Saat itu sudah malam, sekitar pukul 22.00 WIB," ujar Topa kepada detikJateng, Rabu (28/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengenang perjalanannya semula lancar. Kondisi jalan yang sepi membuatnya leluasa memacu kendaraan. Namun semua berubah saat memasuki area sekitar Monumen Kijang. Ambulans yang dikemudikannya nyaris menabrak pria tua yang tiba-tiba muncul di tengah jalan.
"Sampai deket Tugu Kijang itu tiba-tiba di tengah marka jalan ada kakek-kakek pake baju ijo celana pendek merah kayak celana SD," ujarnya.
Kemunculan mendadak pria tua itu mengangetkan Topa. Beruntung dia bisa banting setir sehingga tidak menabrak sosok tersebut.
"Saya langsung banting setir ke kiri. Syukurlah waktu itu jalan lagi kondisi sepi, misal ada mobil banter (kencang) di belakang mungkin saya bisa tertabrak," ujarnya.
Setelah mobil berhenti, Topa mencoba untuk mengecek kondisi sekitar dan memastikan pria tua yang nyaris ditabraknya selamat. Ternyata sosok itu sudah lenyap.
"Saya langsung lihat spion kanan, ternyata nggak ada apa-apa. Cuma sepi aja di situ. Gak enek opo-opo (tidak ada apa-apa), padahal jelas-jelas saya tadi lihat ada itu (pria tua)," ucapnya.
Dia pun melanjutkan perjalanan. Rekannya semobilnya sempat bertanya tentang insiden itu, tapi Topa enggan bercerita.
"Perawat saya cuma nanya kenapa. Saya jawab nggak papa. Saya baru cerita pas udah sampai Wates kalau tadi lihat sesuatu," ujarnya.
Usai kejadian itu dia masih penasaran tentang sosok pria tua itu. "Nggak tahu ya itu apa. Mungkin halusinasi saja karena efek capek kerja sampai malam," ucapnya.
Salah satu warga yang tinggal tak jauh dari Monumen Kijang, Atik (39) mengatakan warga sekitar kerap menjumpai sosok misterius di sekitar monumen tersebut. Sosok ini sering mengganggu pengguna jalansaat malam.
"Yang paling sering itu kemunculan orang nyebrang. Nah nyebrangnya itu pasti pas kendaraan lagi melaju kencang, sehingga pengendara harus ngerem mendadak. Sampai hari ini nggak ada yang tahu sosok itu sebenarnya apa," ujar Atik kepada detikJateng.
Selengkapnya di halaman berikut.
Warga juga kerap menjumpai sesajen hingga kembang tujuh rupa yang dibuang orang tidak bertanggung jawab di sepanjang jalan sekitar monumen tersebut. Dia menyebut daerah sekitar monumen itu pun rawan kecelakaan.
"Kalau di sekitar situ (Monumen Kijang) sudah sering ditemukan sesajen, kadang juga kembang tujuh rupa. Biasanya dibuang sama orang nggak bertanggung jawab. Nah setelah itu pasti ada saja kecelakaan," ujar Atik.
Atik mengaku sudah terbiasa mendengar cerita-cerita horor terkait Monumen Kijang. Sejak monumen ini berdiri pada 2009, kesan angker langsung terasa di area sekitar.
Terlebih lokasi monumen itu jauh dari permukiman. Bangunan terdekatnya hanya gedung bekas kantor dinas di seberang jalan yang sudah lama kosong.
Untuk diketahui, Monumen Mobil Kijang ini berdiri sejak 2009. Mobil kijang itu saksi bisu kecelakaan maut yang merenggut 4 nyawa, seluruhnya pegawai BATAN.
Kecelakaan itu terjadi pada 2006n. Lokasi kecelakaannya tak jauh dari monumen itu.
"Dulu sekitar tahun 2006 mobil ini membawa 4 orang sedang dalam perjalanan lewat jalan nasional ruas Kulon Progo. Nahas mobil ini mengalami kecelakaan, dan seluruh orang di dalamnya meninggal dunia," ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Kulon Progo, Ipda Satya Kurnia.
Oleh karena itu bangkai mobil tersebut dijadikan monumen untuk mengingatkan para pengendara agar berhati-hati ketika melintasi jalan Jogja-Wates khususnya ruas Kulon Progo.