Warga Meninggal usai Santap Belalang Setan, Ini Penjelasan BKSDA Jogja

Warga Meninggal usai Santap Belalang Setan, Ini Penjelasan BKSDA Jogja

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 06 Des 2022 15:08 WIB
Belalang setan yang berhasil ditangkap tim peneliti
Tim peneliti melakukan pemantauan terhadap populasi belalang setan. Foto: Usman Hadi/detikcom.
Gunungkidul -

Seorang warga Gunungkidul meninggal dunia usai mengonsumsi belalang setan atau belalang bulus. Korban diduga mengalami keracunan usai menyantap belalang tersebut. Mengenai hal itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jogja pun angkat bicara.

Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Jogja Kusmardiastuti mengungkapkan adanya dugaan belalang setan penyebab warga Gunungkidul meninggal perlu penelitian lebih lanjut. Meski diakuinya, belalang tersebut memang beracun.

"Jenis ini beracun dan dicirikan dari warnanya yang mencolok. Nah, racun pada belalang ini perlu penelitian lebih lanjut karena busa yang dikeluarkan biasanya membuat gatal bagi yang memegangnya," katanya saat dihubungi detikJateng, Selasa (6/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, terkait dengan keberadaan belalang beracun itu, Tuti menyampaikan bahwa belalang setan hanya muncul pada musim-musim tertentu. Sedangkan siklus hidup belalang tersebut terbilang cukup panjang.

"Sebenarnya belalang ini (belalang setan) adanya musiman ya, biasanya dia ada pada awal musim hujan. Kalau yang pernah saya baca, siklus hidupnya memang lumayan panjang yaitu 9 sampai 10 bulan," ucapnya.

Oleh sebab itu, Tuti menilai belum perlu adanya pengurangan jumlah belalang setan di Gunungkidul. Terlebih, secara alami ekosistem sudah memiliki keseimbangan dengan adanya rantai makanan. Seperti untuk predator belalang diantaranya laba-laba dan burung.

ADVERTISEMENT

"Kalau untuk mengurangi jumlah perlu kajian nggih (ya), khususnya jenis makanan satwa ini apa saja. Sehingga dengan pengurangan jenis pakannya dimungkinkan akan mengurangi jumlahnya," ucapnya.

"Dan untuk pengendalian perlu kajian pada habitat khususnya jenis pakannya dan predator alaminya," lanjut Tuti.

Daripada mengurangi jumlah belalangnya, Tuti justru memilih menggencarkan sosialisasi kepada kelompok tani di Gunungkidul.

"Untuk sosialisasi mungkin akan kami lakukan waktu pertemuan dengan kelompok tani di wilayah Gunungkidul, intinya hanya menyarankan untuk tidak memakan satwa tersebut," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang warga Pedukuhan Selorejo, Kalurahan Sodo, Kapanewon Paliyan bernama Musri (53) meninggal usai mengkonsumsi belalang setan atau bulus bersama suaminya di ladang. Diduga korban mengalami keracunan usai menyantap belalang tersebut.




(apl/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads