Fenomena tengah hari lebih cepat akan terjadi di Indonesia pada 3 November 2022. Apakah fenomena ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya gelombang laut?
Menanggapi hal itu, Koordinator Bidang Observasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Budiarta, menyatakan bahwa fenomena 3 November ini tidak berpengaruh besar pada ketinggian gelombang laut. Menurutnya ketinggian gelombang lebih dipengaruhi oleh gaya tarik gravitasi antara bumi, bulan dan matahari.
Di samping itu juga ada pengaruh dari kecepatan angin di sekitar lautan. Selebihnya tidak ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gelombang laut itu dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan bulan, atau matahari. Di samping juga kecepatan angin. Untuk waktu (pergantian hari lebih cepat) sepertinya tidak ada pengaruhnya," ujarnya saat dihubungi detikJateng, Selasa (1/11/2022).
Hal senada disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono. Dia menjelaskan bahwa ketinggian gelombang laut dipengaruhi oleh angin yang berembus kencang.
Sedangkan pasang surut muka permukaan air bisa naik turun karena dipengaruhi oleh posisi bulan dan matahari, yang jika sejajar bisa menaikkan pasang surut tersebut.
"Kalau untuk fenomena 3 November apakah berpengaruh ke gelombang laut, saya kira tidak ya," ujarnya.
Kendati begitu, Warjono tetap mengimbau masyarakat di area pantai untuk terus berhati-hati. Dianjurkan menjauhi bibir pantai, karena sewaktu-waktu gelombang bisa meninggi.
"Kepada para wisatawan pantai, kami juga mengimbau untuk selalu mengupdate informasi soal ketinggian gelombang lewat info BMKG. Setidaknya itu bisa jadi pegangan kalau mau main ke pantai," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Antariksa Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengungkap fenomena tengah hari lebih awal atau cepat yang akan terjadi di Indonesia pada 3 November 2022.
Selengkapnya di halaman berikutnya...
Fenomena tengah hari yang lebih cepat pada setiap tanggal 3 November ini dikarenakan nilai perata waktu yang lebih besar sehingga Matahari akan transit lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari biasanya dalam setahun.
Perata waktu adalah selisih antara waktu matahari sejati dengan waktu matahari rata-rata. Perata waktu dipengaruhi oleh dua faktor yakni kemiringan sumbu bumi dan kelonjongan orbit bumi.
Andi menjelaskan secara umum, dampak tengah hari lebih awal akan menyebabkan waktu terbit Matahari lebih cepat. Bagi umat muslim, waktu shalat duha (saat ketinggian Matahari mencapai +4,5Β° atau sepenggalah) maupun waktu subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya. Kondisi ini terjadi terutama bagi wilayah selatan Indonesia.
β
Selain itu fenomena ini juga menyebabkan waktu terbenam matahari (magrib) maupun waktu isya sekaligus akhir senja astronomis (awal malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah utara Indonesia.