Saat Aksi Bakar Jas Almamater UGM Warnai Demo BBM di Malioboro

Terpopuler Sepekan

Saat Aksi Bakar Jas Almamater UGM Warnai Demo BBM di Malioboro

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 18 Sep 2022 12:14 WIB
Demo BBM di depan Istana Kepresidenan Jogja diwarnai aksi bakar jaket almamater UGM, Kamis (15/9/2022).
Demo BBM di dekat Gedung Agung Jogja diwarnai aksi bakar jaket almamater UGM, Kamis (15/9/2022). (Foto: Heri Susanto/detikJateng)
Solo -

Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang berlangsung di kawasan Jalan Malioboro Jogja pada Kamis (15/9) diwarnai aksi bakar jas almamater Universitas Gadjah Mada (UGM). Belum diketahui sosok yang membakar jas almamter UGM, tapi pihak kampus telah angkat bicara.

Jas Almamater Dibakar di Panggung Dekat Gedung Agung

Massa demo sebelumnya menggelar aksi di panggung yang disebut 'panggung rakyat' di dekat Gedung Agung Jogja, Jalan Maliboro. Sebelumnya panggung itu digunakan peserta aksi melakukan teatrikal hingga seni musik akustik menyindir pejabat soal kebijakan naiknya harga BBM.

Aksi protes BBM kali ini pun seperti sebuah pertunjukan. Dilengkapi dengan sound system dan panggung berkarpet merah. Panggung berada di tengah jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Humas Arak, Kontra Tirano, mengatakan pihaknya memang sengaja memilih titik aksi di dekat Pasar Beringharjo dan Gedung Agung Istana Kepresidenan.

"Artinya di situ ada kesenjangan batas antara pasar rakyat dengan gedung yang mewah itu. Antara masyarakat yang susah di pasar karena kenaikan harga BBM tapi yang gedung itu masih kokoh berdiri," katanya di sela aksi, Kamis (15/9).

ADVERTISEMENT

Penanggung jawab acara, Wales, mengatakan awalnya pihaknya akan menggelar panggung rakyat di depan Pasar Beringharjo. Tapi karena mempertimbangkan Pasar Beringharjo sebagai aktivitas ekonomi, pihaknya memilih di depan Gedung Agung.

Hingga akhirnya seorang lelaki bertopi dan bermasker hitam menyikut korek ke jas almamater UGM. Jas almamater UGM yang dipegang lelaki itu pun terbakar habis di panggung tersebut.

Sebelum membakar jaket almamater UGM, lelaki yang mengaku mahasiswa UGM itu sempat berorasi. Dalam orasinya, ia mengatakan UGM adalah kampus kerakyatan. Namun, kata dia, sebagian alumnus UGM sama sekali tidak berpihak kepada rakyat terutama soal kenaikan harga BBM.

Dia mengaku kecewa terhadap alumnus UGM yang saat ini mengisi posisi penting di pemerintahan. Sebut saja di antaranya ialah Presiden Joko Widodo dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

Respons BEM KM UGM

Ketua BEM KM UGM Muhammad Khalid mengatakan BEM KM UGM terlibat dalam aksi demonstrasi di Malioboro. Namun, terkait aksi membakar jas almamater, ia belum mau berkomentar banyak.

"Kami dari BEM KM UGM juga terlibat dalam aksi tersebut dan mendukung poin-poin tuntutan yang diajukan. Terkait simbolik tersebut belum ada tanggapan, kami diskusikan terlebih dahulu," kata Khalid kepada wartawan, Kamis (15/9).

Khalid mengungkapkan, ia tidak mengetahui secara pasti soal aksi bakar jas almamater itu. Apakah hal itu spontanitas atau terencana.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...

Kendati demikian, dia menyebut hal itu merupakan salah satu ekspresi mahasiswa dalam menyuarakan protesnya.

"Spesifiknya saya tidak tahu persis spontan atau terencana, pada prinsipnya saya kira sah-sah saja sebagai bagian dari cara berekspresi sebagian tipikal mahasiswa seperti itu," pungkasnya.

Wakil Rektor UGM Angkat Bicara

"Mahasiswa itu sudah gede. Dia tahu apa yang dia lakukan dan publik akan menilai atas apa yang dilakukan dan ini saya kira supaya orang itu lebih dewasa. Bagi saya mahasiswa sebagai civitas akademika itu dilindungi tapi kalau justru membakar itu berarti dia sendiri yang nggak mau dilindungi," kata Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito saat dihubungi wartawan, Jumat (16/9).

Pada dasarnya, Arie menghargai aksi unjuk rasa para mahasiswa sebagai bentuk kebebasan berpendapat dalam menafsirkan suatu kebijakan.

"Tapi ketika bergeser berubah menjadi pembakaran jaket, nah ini yang disasar siapa. Lha wong jaket ini sebetulnya bagian dari atributnya UGM. Ya kalau kemudian digeser itu tidak relevan," ujarnya.

UGM menurut Arie tidak akan terpancing dengan persoalan pembakaran jaket almamater tersebut. Sebab, menurutnya pokok persoalan bukan pada jaket.

"Ya menurut saya, kami nggak terpancing gitu. Wong policy itu di tingkat nasional kok yang disalahkan UGM tapi saya yakin itu ada yang mahasiswa UGM, ada yang tidak, ada yang alumni begitu. Tetapi apa pun itu saya kira pokok persoalannya bukan pada jaket," ujarnya.

Kendati demikian, Arie menyebut aksi mahasiswa yang membakar jas almamater UGM itu justru membuat banyak kecaman. Terutama dari para alumni UGM.

"Banyak alumni yang 'kok bisa membakar kayak gini tuh gimana' tapi sudahlah saya tidak terpancing itu, tapi saya kira saya tidak mau diseret ke arah itu," katanya.

"Demonstrasi nggak dilarang cuma kalau menyeret-nyeret dengan mereproduksi itu kan mancing-mancing itu. Yang terpancing itu jangan dipikir UGM ini punya satu dua orang, UGM ini milik banyak orang. Reaksi itu justru dari para alumni-alumni lain, kecaman dari berbagai pihak atas itu," pungkasnya.



Simak Video "Video: Momen Mahasiswa UGM Kejar Mobil Rektor Dipicu Diskusi Ditutup"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads