Jas Almamater UGM Dibakar di Demo BBM, Wakil Rektor: yang Disasar Siapa?

Jas Almamater UGM Dibakar di Demo BBM, Wakil Rektor: yang Disasar Siapa?

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Jumat, 16 Sep 2022 17:39 WIB
Demo BBM di depan Istana Kepresidenan Jogja diwarnai aksi bakar jaket almamater UGM, Kamis (15/9/2022).
Demo BBM di depan Istana Kepresidenan Jogja diwarnai aksi bakar jaket almamater UGM, Kamis (15/9/2022). Foto: Heri Susanto/detikJateng
Jogja -

Jaket atau jas almamater Universitas Gadjah Mada (UGM) dibakar saat demo tolak kenaikan harga BBM di depan Gedung Agung Istana Kepresidenan Jogja, Kamis (15/9). Pihak kampus UGM pun merespons kejadian tersebut.

"Mahasiswa itu sudah gede. Dia tahu apa yang dia lakukan dan publik akan menilai atas apa yang dilakukan dan ini saya kira supaya orang itu lebih dewasa. Bagi saya mahasiswa sebagai civitas akademika itu dilindungi tapi kalau justru membakar itu berarti dia sendiri yang nggak mau dilindungi," kata Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito saat dihubungi wartawan, Jumat (16/9/2022).

Pada dasarnya, Arie menghargai aksi unjuk rasa para mahasiswa sebagai bentuk kebebasan berpendapat dalam menafsirkan suatu kebijakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi ketika bergeser berubah menjadi pembakaran jaket, nah ini yang disasar siapa. Lha wong jaket ini sebetulnya bagian dari atributnya UGM. Ya kalau kemudian digeser itu tidak relevan," ujarnya.

UGM menurut Arie tidak akan terpancing dengan persoalan pembakaran jaket almamater tersebut. Sebab, menurutnya pokok persoalan bukan pada jaket.

ADVERTISEMENT

"Ya menurut saya, kami nggak terpancing gitu. Wong policy itu di tingkat nasional kok yang disalahkan UGM tapi saya yakin itu ada yang mahasiswa UGM, ada yang tidak, ada yang alumni begitu. Tetapi apa pun itu saya kira pokok persoalannya bukan pada jaket," ujarnya.

Kendati demikian, Arie menyebut aksi mahasiswa yang membakar jas almamater UGM itu justru membuat banyak kecaman. Terutama dari para alumni UGM.

"Banyak alumni yang 'kok bisa membakar kayak gini tuh gimana' tapi sudahlah saya tidak terpancing itu, tapi saya kira saya tidak mau diseret ke arah itu," katanya.

"Demonstrasi nggak dilarang cuma kalau menyeret-nyeret dengan mereproduksi itu kan mancing-mancing itu. Yang terpancing itu jangan dipikir UGM ini punya satu dua orang, UGM ini milik banyak orang. Reaksi itu justru dari para alumni-alumni lain, kecaman dari berbagai pihak atas itu," pungkasnya.

Sebelumnya, demo massa Aliansi Rakyat Bergerak (Arak) di depan Istana Kepresidenan, Jalan Malioboro, Jogja, diwarnai dengan aksi bakar jaket almamater UGM, Kamis (15/9). Diketahui, massa demo menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Para peserta aksi berjaket atribut UGM tersebut mengaku kecewa terhadap alumnus UGM yang saat ini mengisi posisi penting di pemerintahan. Sebut saja di antaranya ialah Presiden Joko Widodo dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

Salah seorang orator yang mengaku mahasiswa UGM mengatakan, UGM adalah kampus kerakyatan. Namun, kata dia, sebagian alumnus UGM sama sekali tidak berpihak kepada rakyat terutama soal kenaikan harga BBM.

"Begitu pun dengan dosen-dosen UGM yang tidak bersikap atas kenaikan harga BBM ini," teriak orator itu di depan Gedung Agung Istana Kepresidenan Jogja, Kamis (15/9).

Orator tersebut kemudian mengajak peserta aksi mahasiswa UGM melepas jaket almamater berwarna krem yang mereka kenakan. Adapun pembakaran jaket almamater UGM itu dilakukan di atas panggung.

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)


Hide Ads