Skema Baru Seleksi Masuk PTN, Begini Respons ISI Jogja

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 09 Sep 2022 15:01 WIB
Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Yogyakarta -

Kemendikbudristek mengubah beberapa skema jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri, termasuk di antaranya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Terkait hal tersebut, Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja bersyukur karena calon mahasiswa leluasa memilih jurusan selama portofolionya memenuhi syarat.

Rektor ISI Jogja Prof M Agus Burhan menjelaskan bahwa jalur masuk ke ISI Jogja dulunya melalui tiga skema yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri.

"Nah, sekarang dengan Peraturan Menteri yang baru ini prinsipnya masih sama, hanya namanya dan detail-detail sedikit yang berbeda," kata Burhan saat dihubungi wartawan di Kabupaten Bantul, Jumat (9/9/2022).

Burhan mencontohkan, saat ini untuk perguruan tinggi di bidang seni skema SNMPTN berubah menjadi tes jalur prestasi. Sama seperti sebelumnya, pihaknya tetap menerapkan syarat portofolio untuk calon mahasiswa yang mau mendaftar.

"Pertama SNMPTN diganti tes prestasi, nah kalau untuk perguruan tinggi seni bagaimana? Untuk perguruan tinggi seni, dalam Peraturan Menteri sudah diberi jalan bahwa dalam tes prestasi itu, penjaringan lewat prestasi itu perguruan tinggi bidang seni dan olahraga bisa menggunakan portofolio," ujarnya.

"Jadi tidak ada masalah, kami sebelumnya juga sudah menggunakan portofolio selain pertimbangan rapot," lanjut Burhan.

Sehingga prinsipnya tetap sama, yaitu tentang persentase pertimbangan rapot dan mengikuti peraturan Kemendibudristek. Tetapi ISI Jogja tetap memakai portofolio untuk skema SNMPTN yang sekarang berganti nama menjadi jalur prestasi.

Selanjutnya, untuk SMBPTN tidak akan menggunakan tes kompetensi akademik (TKA) melainkan tes kompetensi skolastik (TKS). Selain itu, pihaknya juga menyertakan syarat portofolio bagi calon mahasiswa.

"Tapi dari skema itu, dalam Peraturan Menteri yang baru untuk perguruan tinggi bidang seni dan olahraga itu tetap juga disertai dengan portofolio. Jadi kami akan menyaring melalui portofolionya," jelas Burhan.

Terkait penggunaan TKS untuk SMBPTN, Burhan mendukungnya. Hal itu karena tidak ada lagi jurusan yang hanya menerima lulusan SMA dengan jurusan tertentu seperti IPA dan IPS.

"Tetapi justru kami melihat dengan UTBK yang dulu itu dipisah antara IPA, IPS, soshum sekarang hanya TKA. Sehingga kami hanya dapat yang dari soshum untuk bidang-bidang seni tertentu," ujarnya.

"Maka setelah adanya UTBK diganti TKS bersifat umum sehingga kami bisa dapat (mahasiswa) dari jurusan mana-mana. Walaupun itu prodi-prodi yang desain sekalipun, semua itu seperti yang kami dambakan sejak lama," imbuh Burhan.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...




(rih/sip)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork