Kick-off malam hari pertandingan sepakbola Liga Indonesia menjadi sorotan. Hal itu setelah ada kejadian pengeroyokan hingga menewaskan seorang suporter PSS Sleman usai menyaksikan laga malam antara PSS melawan Persebaya di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, Sabtu (27/8) malam.
Kick-off pertandingan pukul 20.30 WIB dianggap terlalu larut karena baru selesai sekitar pukul 22.15 WIB. Sehingga dianggap membahayakan keselamatan suporter saat pulang ke rumahnya masing-masing.
Merespons hal tersebut, Polda DIY telah menyampaikan ke Mabes Polri agar PSSI bisa mengubah jadwal laga di DIY agar tidak terlalu malam. Mengingat risiko yang dihadapi suporter saat hendak pulang ke rumah masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polda DIY sudah menyampaikan ke Mabes (Polri) untuk bisa menyampaikan ke PSSI untuk pengaturan jadwal laga di DIY, agar bisa di sore hari," kata Kabid Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto saat dihubungi wartawan, Senin (29/8/2022).
Kendati demikian, Yuli mengatakan keputusan soal jadwal pertandingan sepak bola sepenuhnya dari PSSI.
"Jadwal dan jam pertandingan itu kan dari PSSI. Keputusan bukan di polda DIY," imbuhnya.
Di sisi lain, soal pengamanan pertandingan, Yuli menegaskan pengamanan dilakukan sejak sebelum hingga sesudah pertandingan. Termasuk jalur kepulangan suporter.
"Kalau pengamanan ya di semua jam kita lakukan pengamanan mulai beberapa jam sebelum laga maupun setelah laga, di radius stadion maupun di jalur suporter pergi dan kembali," urainya.
Ia pun mengimbau kepada suporter agar langsung pulang setelah pertandingan berakhir. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami imbau selesai nonton sebaiknya penonton terus pulang ke rumah masing-masing," pungkasnya.
Halaman selanjutnya, usulan perubahan jam kick-off...
Diberitakan sebelumnya, Aditya Eka Putranda (18), salah satu suporter PSS Sleman meninggal dunia usai dikeroyok setelah menonton pertandingan antara PSS menghadapi Persebaya Surabaya, Sabtu (27/8) malam. Pemkab Sleman pun menyesalkan terulangnya kejadian kekerasan yang menewaskan suporter itu.
"Saya prihatin sekali. Kejadian ini kok ada lagi. Saya pribadi dan Pemkab Sleman mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat ditemui wartawan, Senin (29/8).
"Kami serahkan santunan hari ini dan kami serahkan (pengusutan kasus) ke kepolisian agar segera tuntas," ucapnya.
Usul Penyesuaian Jadwal
Lebih lanjut, dengan kick-off laga yang terlalu malam yakni pukul 20.30 WIB membuat banyak kerawanan. Sebab, laga akan selesai terlalu larut malam dan itu berbahaya untuk suporter saat pulang. Soal jadwal laga ini pun juga jadi perhatian.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menambahkan soal jadwal ini merupakan kewenangan dari operator liga. Namun, dengan adanya kejadian ini setidaknya bisa menjadi pertimbangan untuk mengubah jadwal kick-off.
"Tentang pertandingan tidak terlalu malam ini kan yang membuat jadwal dari pusat. Kita tidak bisa menentukan jadwal hanya memberi masukan terkait dengan kejadian ini," kata Danang.
"Ini juga kaitannya dengan hak siar salah satu TV swasta, yang memang jadwalnya bisanya jam sekian," imbuhnya.
Akan tetapi, dengan menimbang risiko pertandingan terlalu malam, dia ingin agar ada penyesuaian jadwal. Apalagi ini merupakan kejadian kedua ada suporter PSS meninggal.
"Ya pastilah dengan kejadian ini jadi masukan sendiri khusus untuk Sleman karena ini kedua kalinya. Nanti mudah-mudahan ada semacam kebijakan khusus agar pertandingan tidak terlalu malam karena mengingat risikonya," pungkasnya.