Aditya Eka Putranda, salah satu suporter PSS Sleman meninggal dunia usai dikeroyok setelah menonton pertandingan antara PSS menghadapi Persebaya Surabaya, Sabtu (27/8) malam. Pemkab Sleman pun menyesalkan terulangnya kejadian kekerasan yang menewaskan suporter itu.
"Saya prihatin sekali. Kejadian ini kok ada lagi. Saya pribadi dan Pemkab Sleman mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat ditemui wartawan, Senin (29/8/2022).
Kustini mengatakan Pemkab akan memberikan santunan kepada keluarga korban hari ini. Ia juga meminta kepada polisi agar mengusut tuntas kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami serahkan santunan hari ini dan kami serahkan (pengusutan kasus) ke kepolisian agar segera tuntas," ucapnya.
Usul Penyesuaian Jadwal
Lebih lanjut, dengan kick off laga yang terlalu malam yakni pukul 20.30 WIB membuat banyak kerawanan. Sebab, laga akan selesai terlalu larut malam dan itu berbahaya untuk suporter saat pulang. Soal jadwal laga ini pun juga jadi perhatian.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menambahkan soal jadwal ini merupakan kewenangan dari operator liga. Namun, dengan adanya kejadian ini setidaknya bisa menjadi pertimbangan untuk mengubah jadwal kick off.
"Tentang pertandingan tidak terlalu malam ini kan yang membuat jadwal dari pusat. Kita tidak bisa menentukan jadwal hanya memberi masukan terkait dengan kejadian ini," kata Danang.
"Ini juga kaitannya dengan hak siar salah satu tv swasta, yang memang jadwalnya bisanya jam sekian," imbuhnya.
Akan tetapi, dengan menimbang risiko pertandingan terlalu malam, dia ingin agar ada penyesuaian jadwal. Apalagi ini merupakan kejadian kedua ada suporter PSS meninggal.
"Ya pastilah dengan kejadian ini jadi masukan sendiri khusus untuk Sleman karena ini kedua kalinya. Nanti mudah-mudahan ada semacam kebijakan khusus agar pertandingan tidak terlalu malam karena mengingat risikonya," pungkasnya.
(aku/ahr)