Periksa Guru BK SMAN 1 Banguntapan soal Kasus Hijab, ORI Ungkap Fakta Baru

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Rabu, 03 Agu 2022 19:00 WIB
Ilustrasi sekolah (Foto: Getty Images/iStockphoto/tiero)
Sleman -

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah memanggil koordinator BK dan guru BK SMAN 1 Banguntapan, Bantul, untuk klarifikasi. Hal itu buntut dugaan pemaksaan pemakaian hijab yang dialami oleh salah satu siswi.

Kepala ORI DIY Budhi Masturi menjelaskan sudah ada titik terang perihal siapa guru yang memakaikan hijab ke siswa tersebut.

"Mulai ada titik terang bahwa inisiatif untuk menghadirkan siswa ke BP (BK) dan kemudian memakaikan pakaian keagamaan itu ada pada koordinator BK. Bukan pada BK kelas," kata Budhi ditemui di kantor ORI DIY, Sleman, Rabu (3/8/2022).

"Iya. Itu terkonfirmasi dan terungkap bahwa inisiatif untuk kemudian menghadirkan di ruang BP dan mencontohkan memakaikan pakaian keagamaan itu ada pada koordinator BK," imbuhnya.

Terungkap Fakta Lainnya

Ia melanjutkan dalam klarifikasi ini juga didapati fakta jika siswi tersebut mengunci diri di kamar mandi tanggal 26 Juli. Sementara pemakaian pakaian keagamaan itu dilakukan pada 19 Juli.

"Tanggal 20 Juli dipakaikan jilbab setelah itu 26 Juli baru mengurung diri. Tapi keluhan si anak kan rasa tidak nyaman itu sudah terjadi sejak 19 Juli, yang itu hari yang sama dengan 26 Juli. Di mana jam pelajarannya kan sama agama, kimia, sosiologi," ujarnya.

Selama rentang waktu sepekan itu, siswi tersebut mendapatkan beberapa kali bimbingan konseling. Namun, Budhi belum pada kesimpulan apakah selama bimbingan konseling itu ada unsur pemaksaan atau tidak.

"Dia sudah menyampaikan ketidaknyamanan karena dia menyatakan ada terkait dengan pakaian keagamaan itu. Saya belum pada kesimpulan dipaksa atau tidak dipaksa tapi anak merasa tidak nyaman terkait dengan pengenaan pakaian keagamaan sejak 19 Juli," urainya.

Lebih lanjut, dalam klarifikasi itu terungkap pula jika guru BK tidak mengetahui bahwa siswi tersebut tertekan karena pemakaian hijab.

"Mereka itu tidak tahu kalau anak tertekan. Mereka meyakini bahwa itu adalah hal yang baik yang mereka lakukan untuk anak dan sebagainya. Problemnya kan itu. Termasuk apa yang kita lihat ekspresi anak ketika dimintai izin itu mereka menganggap hal itu fine-fine aja ternyata di dalam hati si anak itu ada ketertekanan dan itu terungkap dalam komunikasi orang tuanya," urainya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...




(rih/aku)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork