Rusuh Suporter Solo di Sleman: Disesalkan Sultan, Gibran Siap Ganti Rugi

Terpopuler Sepekan

Rusuh Suporter Solo di Sleman: Disesalkan Sultan, Gibran Siap Ganti Rugi

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 30 Jul 2022 14:08 WIB
Rombongan suporter Persis Solo terlibat kericuhan dengan warga di Sleman. Tepatnya di Jalan Affandi, Mrican.
Video Kericuhan di Sleman yang Diduga Libatkan Suporter Persis Solo (Foto: Tangkapan Layar/20detik)
Solo -

Gesekan antara warga dengan suporter Persis Solo terjadi di beberapa lokasi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (25/7/2022). Polisi turun tangan dan telah menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka. Tak hanya itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka hingga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X turut angkat bicara.

Kericuhan Terjadi di Beberapa Titik

Awalnya rombongan suporter Persis Solo naik sepeda motor hendak menonton pertandingan perdana Persis Solo kontra Dewa United. Pertandingan Liga 1 2022/2022 itu digelar di Stadion Moch Soebroto, Kota Magelang, Senin (25/7).

Namun setiba di Sleman, rombongan suporter Persis Solo terlibat gesekan dengan warga. Kericuhan terjadi di antaranya di Jalan Gejayan, Kapanewon Depok dan wilayah Jombor, Kapanewon Mlati. Dilaporkan ada kerusakan motor dan bangunan akibat kejadian tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi Tetapkan Tersangka

Jajaran Polres Sleman turun tangan meredam gesekan di lapangan. Setelah itu melakukan penyelidikan dan menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka.

"Kita mengamankan 36 orang akibat insiden ini. Dari 36 orang ini kami bisa menetapkan 5 orang tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rony Prasadana saat rilis kasus di Mapolres Sleman, Selasa (26/7).

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan 36 orang itu sebagian besar suporter, diamankan di berbagai lokasi di Sleman. Seperti di Kapanewon Kalasan, Mlati, Depok, Berbah, dan Gejayan.

Lima tersangka yang diamankan dari empat tempat kejadian perkara (TKP) berbeda. Mereka inisial GAM (21) warga Bantul yang diamankan di Mlati. Kemudian MAL (22) dan TH (22) warga Gamping diamankan di TKP Kalasan.

Selanjutnya AM (20) warga Bantul diamankan di Mlati. Terakhir MAN (21) warga Bantul diamankan di Jalan Laksda Adisutjipto, Janti.

"Di sini kami objektif (dalam menetapkan tersangka). Kita pilah pilih yang mana yang sekiranya memenuhi perbuatan melawan hukum. Semisal membawa sajam," terangnya.

"Pasal yang kami terapkan yakni Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No 12 tahun 1951 dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara," ujarnya.

Halaman selanjutnya, Gibran dan Sultan angkat bicara...

Gibran Minta Maaf

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta maaf atas kericuhan yang dilakukan oknum suporter Persis Solo di Sleman, Senin (25/7).

"Yang jelas saya memohon maaf sebesar-besarnya untuk warga Jogja (Sleman) yang mungkin kemarin merasa tidak nyaman atas kejadian ini. Saya bertanggung jawab penuh apabila ada kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang lain-lain," kata Gibran saat dijumpai di Balai Kota Solo, Selasa (26/7).

Dia pun telah berkoordinasi dengan manajemen Persis Solo untuk melakukan penggantian kerusakan. Manajemen sudah menghitung jumlah warung yang mengalami kerusakan.

Gibran juga siap membantu korban yang mengalami luka-luka. Namun menurutnya, korban tersebut sudah ditangani.

Sultan HB X Tegaskan Jogja-Solo Tak Ada Persoalan

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menegaskan tidak ada persoalan antara Jogja dan Solo serta meminta seluruh warga untuk saling menahan diri.

"Memangnya ada persoalan apa antara Jogja sama Solo? Kita tidak punya persoalan apa pun. Saya selalu mengingatkan jangan melakukan kekerasan itu sifatnya fisik," kata Sultan saat diwawancarai wartawan, di Kompleks Kepatihan, Jogja, Selasa (26/7).

Raja Keraton Jogja itu pun berharap akan ada kesadaran kolektif warga Jogja untuk menahan diri terlibat kekerasan.

Sultan juga berharap warga bijak dalam menggunakan media sosial. Terutama soal dukung-mendukung bagi suporter sepakbola, agar bisa mengendalikan diri tak saling menghujat.

"Kalau tidak merasa nyaman ya tidak usah komentar-komentar di medsos. Tapi kita juga harus punya kemampuan untuk bisa pengendalian diri. Tunjukkan bahwa masyarakat Jogja itu punya peradaban yang baik itu aja," ujar Sultan.

Sultan meminta seluruh warga Jogja untuk sabar dengan tak mengedepankan kekerasan fisik. Begitu pun dengan provokasi dari suporter lain untuk tak membalas dengan menggunakan kalimat tak pantas.

Soal rivalitas suporter sepakbola, lanjut Sultan, tak perlu dilakukan berlebihan di luar lapangan. Apalagi di media sosial harus bisa membangun rasa persaudaraan.

"Apakah sekedar lewat atau saling mengejek. Kalau numpang lewat kenapa harus ada kekerasan fisik. Kalau saling mengejek, kenapa kalimat yang disampaikan tidak saling mendukung, kenapa kalimat yang dibangun rasa kebencian," sesal Sultan.

Halaman 2 dari 2
(rih/aku)


Hide Ads