Menelaah Babarsari yang Dapat Julukan Gotham City

Round-Up

Menelaah Babarsari yang Dapat Julukan Gotham City

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 07 Jul 2022 05:30 WIB
Sejumlah ruko dan motor di daerah Babarsari, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DIY, rusak dan terbakar, Senin (4/7/2022).
Sejumlah ruko dan motor di daerah Babarsari, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DIY, rusak dan terbakar, Senin (4/7/2022). (Foto: Tim detikJateng)
Sleman -

Kericuhan yang terjadi di Babarsari, Depok, Sleman menjadi perbincangan masyarakat. Terutama mengenai kengerian daerah tersebut usai terjadinya kericuhan pada Senin (4/7). Bahkan, lantaran seringnya menjadi lokasi keributan netizen kemudian menjuluki Babarsari sebagai Gotham City.

Bahkan di Google Map, nama Babarsari yang terletak di Kelurahan Caturtunggal, Depok, Sleman ini diubah warganet menjadi Babarsari Gotham City. Gotham City merupakan kota fiksi besutan DC Comics yang menjadi tempat tinggal Batman.

Dalam cerita komik Gotham digambarkan sebagai kota yang penuh dengan konflik dan jumlah kasus kriminalitasnya yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor Penyebab Label Gotham City

Sosiolog Kriminal UGM Soeprapto menilai Babarsari kemudian dilabeli Gotham City tak lepas dari kerusuhan-kerusuhan yang terjadi.

"Sebetulnya kan kalau dari segi Batman itu dia yang penolong, tapi pengganggunya itu yang dianggap sebagai Kota Gotham," kata Soeprapto saat dihubungi wartawan, Rabu (6/7/2022).

ADVERTISEMENT

"Karena selalu saja muncul gangguan yang datang tapi sayangnya Batmannya tidak datang. Yang datang perusuhnya," imbuhnya.

Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan sering terjadi kerusuhan di Babarsari.

"Pertama, warga Babarsari sangat heterogen dalam hal suku bangsa, agama, ras, dan asal daerah, yang memiliki kebiasaan, budaya, dan adat istiadat berbeda," urainya.

Faktor selanjutnya karena buruknya interaksi antarwarga. Termasuk pendatang dengan pendatang.

"Kedua intensitas interaksi antara warga dan pendatang tidak terjalin dengan baik karena masing-masing merasa sibuk," ucapnya.

Ketiga munculnya fasilitas umum seperti tempat hiburan juga menjadi andil meningkatnya kerawanan di Babarsari.

"Bermunculannya fasilitas pendidikan, warung makan, kafe, dan tempat hiburan juga menjadi pemicu kerawanan konflik," jelas dia.

Label negatif yang melekat Babarsari ini tentu tidak mudah lepas. Hal ini pun diamini oleh Soeprapto. Menurutnya, semua pihak harus terlibat untuk menghapus stigma negatif itu.

Simak selanjutnya di halaman berikutnya...

Polisi Gagal Antisipasi

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, menyebut ada eskalasi kekerasan yang terjadi namum polisi tidak mengantisipasi hal tersebut.

Reza mengatakan konflik horizontal yang dimaksud, tidak berlangsung seketika. Sudah sejak lama kelompok-kelompok tertentu diasosiasikan dengan tindak-tanduk kekerasan dan menggelisahkan masyarakat.

Tentu keliru jika masalah pidana dianggap sebagai ciri atau kebiasaan kelompok tertentu. Tapi karena kejadiannya berulang dan lagi-lagi dilakukan kelompok yang sama, maka memang secara kognitif publik menemukan benang merah antar peristiwa.

"Masalah kesukuan kita kesampingkan. Kita lihat saja perbuatannya. Pokoknya, ketika siapa pun melakukan perbuatan pidana dan mengganggu kamtibmas, maka ya proses saja secara hukum," terang Reza dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Rabu (6/7/2022).

Reza mencontohkan peristiwa Cebongan yang sempat membuat heboh beberapa waktu lalu. Kejadian kekerasan yang memakan korban personel TNI, kemudian direspons lewat aksi balasan.

Reza menyebut, rangkaian kekerasan atau premanisme berhenti beberapa waktu setelah kejadian tersebut. Namun bibit-bibit kekerasan muncul kembali.

"Dan disayangkan bahwa eskalasi kekerasan sedemikian rupa tidak diantisipasi oleh Polres Sleman dan/atau Polda DIY," jelas dosen di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Kemenkumham tersebut.

Reza mengatakan dibutuhkan kerja kepolisian berskala luas, masif, dan terus-menerus untuk melumpuhkan anasir-anasir kekerasan di Babarsari. Pihaknya mengusulkan pergantian kepemimpinan di Polres Sleman.

"Untuk itu, Polda DIY dan/atau Mabes Polri dapat mempertimbangkan pergantian kepemimpinan Polres Sleman," kata dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sensasi Gulai Kepala Kambing Hotplate Utuh di Purwokerto"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/sip)


Hide Ads