Cerita menyentuh hati datang dari seorang bocah SD di Gunungkidul. Bocah bernama Novan ini mengirimkan pesan berisi cerita kesehariannya melalui aplikasi WhatsApp (WA) kepada ibunya yang sudah meninggal.
Pesan tersebut sepertinya dikirimkan ke nomor ibunda Novan yang sudah tidak aktif. Terlihat pesan yang dikirimkan Novan hanya mendapatkan centang satu. Lewat pesan itu pula, Novan bahkan sempat bertanya kepada mengapa sang ibu tidak membalas pesannya.
Unggahan itu dicuitkan oleh akun Twitter @takseiman, Kamis (23/6) lalu. Cuitan ini mendapatkan ribuan komentar, di-retweet puluhan ribu kali dan mendapatkan like hingga lebih dari 100 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mama sedang ngapain. Di surga tidak ada hp ya sepertinya," ujar Novan.
Sementara di awal pesannya, Novan menyapa ibunya dengan bercerita tentang rencananya akan mengambil rapor bersama kakaknya.
"Mama."
"Ini saya novan."
"Besok saya rapot di ambilkan kakak."
"Sepertinya saya naik kelas 2."
"Saya sudah bisa mandi.sendiri."
"Sudah bisa makan sendiri."
"Saya sudah menjadi anak hebat sepertinya saya pandai."
"Saya mendapat nilai 100 seratus tema."
Pesan itu tampak ditulis Novan dalam satu waktu, hingga kemudian sang bocah bercerita tentang kakaknya.
"Katanya kakak kalau setelah SD ada SMP apakah benar (emoji tertawa)."
"Dadah mama kakak sudah selesai mandi."
"Jangan bilangkan kakak saya pinjam hp nya."
"homat."
Cerita tentang Novan yang mengirim pesan kepada ibunda mengundang haru netizen. Ribuan komentar membanjiri postingan tersebut.
"Nanti kalo udah lebih dewasa dan ngerti, setiap hari jumat setelah shalat subuh ke makam almh. mama nya ya, ungkapin semua cerita yang pengen kamu kasih tau ke mama. InsyaAllah mama nya denger. π," tulis akun @faz***.
Ditelusuri detikJateng, pemilik akun Twitter @takseiman adalah Azalia Salma Hayya (16), warga Kabupaten Gunungkidul, DIY. Azalia merupakan kakak kandung Novan (7).
"Iya kakak kandungnya (Novan). Jadi awalnya cuma kirim di base saja, karena saya jujur terharu. Saya baru habis mandi tiba-tiba lihat ada chat ke mama, ternyata itu ulah Novan," katanya saat dikonfirmasi detikJateng melalui direct message Twitter, Senin (27/6).
Menurutnya, hal tersebut dilakukan Novan karena ibunya meninggal pada bulan Juli tahun lalu. Novan kerap merasa kangen dengan sang ibu.
Dia juga bercerita Novan memang sering meminjam ponselnya untuk mengirim pesan ke ayahnya.
"Dulu iya di HP lama saya, biasanya kirim chat ke papa kalau papa lagi kerja. Kalau yang itu (chat terbaru ke almarhum ibunya) pakai HP saya," pungkasnya.
Begini cerita ayah Novan tentang anaknya. Simak di halaman selanjutnya..
Saat dihubungi detikJateng, ayah Novan, Ngatino (54) menuturkan, setelah istrinya meninggal dunia pada Juli tahun 2021, Novan berpindah sekolah. Dalam penyesuaian dengan sekolah yang baru, nilai ulangan harian anaknya kurang stabil.
"Waktu penilaian akhir tahun itu ada kisi-kisi dan saya carikan jawabannya untuk belajar anak saya," katanya saat dihubungi detikJateng, Selasa (28/6).
Ternyata saat pengumuman penilaian akhir tahun, Novan mendapatkan nilai 100 untuk beberapa mata pelajaran. Saking senangnya, Novan lantas mengabari ayahnya.
"Ternyata pas dikumpulkan nilai dan soalnya, pas dikumpulkan nilainya beberapa 100. Nah, dia bangga, dan dia fotokan soal-soal sama nilainya itu beberapa soal ada 6 kalau tidak salah ke HP saya, dia curhat 'pah saya dapat nilai 100'," ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap anaknya, Ngatino pun membelikan roti bakar untuk Novan. Namun, ternyata selain laporan kepada dirinya, Novan juga mengirim pesan ke kontak WhatsApp almarhum ibunya melalui gawai sang kakak.
"Cuma itu, eh, ternyata dia juga curhat ke almarhumah, yang saya tahu hanya itu dan tahu-tahu sama anak saya dimasukkan Twitter lalu viral. Intinya kemarin itu diawali laporan Novan ke saya, lalu mungkin karena refleks lalu chat almarhum ibunya juga karena Novan dan hubungan keduanya dekat," ucapnya.
Terkait viralnya Novan di media sosial, Ngatino mengaku tidak begitu mempermasalahkannya karena tidak merugikan orang lain.
"Pertama kontennya kan tidak merugikan orang lain, kemudian kontennya itu kan justru menumbuhkan kesadaran ternyata," ucapnya.
"Karena dalam tanggapan-tanggapan yang saya dilapori anak saya banyak yang hubungan antara anak-ibu agak bagaimana dan akhirnya minta maaf. Sehingga dampaknya positif dan menimbulkan kesadaran," lanjut Ngatino.
Di sisi lain, dia berharap postingan yang menyangkut anaknya itu tidak perlu diperdalam lagi.
"Soalnya kami itu, hal seperti ini begitu viral itu sebenarnya saya juga tidak begitu, kok gitu saja bikin seperti itu," imbuhnya.