Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul bersama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta menyebar ribuan ember berisi nyamuk pembawa bakteri wolbachia. Hal itu dilakukan untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten itu.
Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja mengatakan, bahwa selama ini kasus DBD di Bantul seringkali menempati posisi teratas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Untuk kasus kematian dari 2018 sampai 2021 total ada 5 kasus. Sedangkan sejak Januari sampai Mei 2022 tercatat ada 403 kasus (DBD) dengan kasus kematian nol," katanya kepada wartawan di Kantor Dinkes Bantul, Kabupaten Bantul, Selasa (24/5/2022).
Agus menilai, jumlah kasus DBD pada Januari-Mei ini hampir menyamai total kasus DBD tahun 2021 yang pada saat itu terjadi 410 kasus. Tidak menutup kemungkinan kasus di tahun ini masih akan terus bertambah.
Kondisi itu membuat pihaknya terus berupaya menekan wabah dengan menyebarkan belasan ribu ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia ke 519 pedukuhan di Bantul.
"Sekitar 19.437 ember akan dititipkan di hunian hasil untuk masyarakat dan fasilitas umum dan sosial yang akan menjadi orang tua asuh (OTA) ember nyamuk ber-Wolbachia. Sebaran ember-ember itu meliputi 11 Kapanewon, 38 Kalurahan dan 519 Pedukuhan di Bantul," ucapnya.
Adapun menyebaran ember berisi telur nyamuk itu saat ini telah dimulai. Nantinya, mereka akan mengisi ember itu tiap 2 pekan dan akan berlangsung selama 6 bulan.
Dalam prosesnya, telur tersebut nantinya akan menetas hingga menjadi nyamuk dewasa yang membawa bakteri wolbachia. Saat telah dewasa, nyamuk itu akan kawin dengan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue.
Kandungan bakteri wolbachia yang dibawanya akan menghambat replikasi virus dengue di nyamuk aedes aegypti tersebut.
"Sehingga mencegah penularan virus dengue ke tubuh manusia. Terlebih teknologi Wolbachia telah terbukti efektif menurunkan 77 persen kasus DBD dan menurunkan 86 persen kasus DBD yang dirawat di rumah sakit," kata dia.
Project Leader WMP Yogyakarta Prof. Adi Utarini menjelaskan, bahwa teknologi Wolbachia sudah dipastikan aman bagi manusia dan lingkungan. Hal itu menurutnya merujuk hasil analisis risiko yang dilakukan oleh tim ahli independen yang dibentuk oleh Kemenristek Dikti dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
"Risiko yang ditimbulkan dalam jangka waktu 30 tahun ke depan dapat diabaikan. Hal ini menunjukkan risiko yang terendah," ujarnya.
Simak Video "Cekrak-cekrek Berpose Seru di Taman Wisata Watu Goyang, Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/aku)