Blokade tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Piyungan berimbas pada menumpuknya depo pembuangan sampah di Pasar Bantul. Petugas kebersihan Pasar Bantul berharap TPST Piyungan segera dibuka kembali karena daya tampung depo yang saat ini sudah overkapasitas.
Pantauan detikJateng di depo pembuangan sampah Pasar Bantul siang ini, tampak tumpukan sampah menggunung. Tampak gerobak berisi sampah terparkir di dekat depo. Selain itu, satu unit truk sampah bermuatan penuh berada di dalam garasi dengan posisi pintunya terkunci.
Salah satu petugas kebersihan Pasar Bantul, Agus (48) menyebut tumpukan sampah itu menggunung sejak Sabtu (7/5) karena tak kunjung diambil. Padahal, kapasitas depo tersebut terbilang sudah overload atau melebihi kapasitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Sabtu sampai hari ini belum diambil-ambil, jadi sudah 4 hari ini sampahnya tidak diambil. Ini juga sengaja belum ambil sampah di 8 titik pasar karena deponya overload," kata Agus saat ditemui di depo pembuangan sampah Pasar Bantul, Selasa (10/5/2022).
Agus menyebut ada tiga unit motor roda tiga yang belum beroperasi membuang sampah di depo Pasar Bantul. Motor roda tiga itu mengangkut sampah milik warga yang bermukim di sekitar Pasar Bantul.
"Biasanya lancar, selama (TSPT) ditutup jadi ditumpuk-tumpuk gitu. Apalagi yang tiga Tossa belum masuk ini," ujarnya.
Agus mengatakan saat normal, sehari ada dua kali pengangkutan sampah dari depo Pasar Bantul menuju TPST Piyungan. Untuk itu, Agus berharap agar TPST Piyungan bisa kembali beroperasi agar tidak ada penumpukan sampah yang lebih parah di Pasar Bantul
"Normalnya sehari 2 kali pembuangan menggunakan truk sampah, itu jam 9 pagi dan jam 3 sore. Ya, semoga (TPST Piyungan) cepat buka lagi, karena ini paling lama lho, biasanya hanya 2 hari dan 3 hari itu sudah paling lama," terang dia.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola sampah selama ditutupnya TPST Piyungan. Sebab untuk sementara DLH tidak mengambil sampah di depo pembuangan yang bekerja sama dengan pihaknya.
"Dampak dari penutupan TPA (tempat pembuangan akhir) Piyungan adalah terganggunya layanan pelanggan sampah," kata Kepala DLH Bantul Ari Budi Nugroho kepada detikJateng, Senin (9/5).
Oleh sebab itu, Ari meminta masyarakat untuk bisa mengelola sampah secara mandiri selama penutupan TPST Piyungan. Sebab, untuk sementara waktu pihaknya tidak mengambil sampah dari pelanggan yang sudah bekerja sama dengan DLH Bantul.
(ams/rih)