Dampak Blokade TPST Piyungan, Warga Jogja: Bau Sampah Menyengat

Dampak Blokade TPST Piyungan, Warga Jogja: Bau Sampah Menyengat

Heri Susanto - detikJateng
Selasa, 10 Mei 2022 12:46 WIB
Pemkot Jogja mengimbau warga menyimpan sampah sebagai dampak penutupan TPST Piyungan, Selasa (10/5/2022).
Pemkot Jogja imbau warga menyimpan sampah dampak penutupan TPST Piyungan, Selasa (10/5/2022). Foto: Heri Susanto/detikJateng
Yogyakarta -

Warga Kota Jogja mulai mengeluhkan banyaknya tumpukan sampah yang tidak terangkut. Kondisi itu merupakan dampak blokade warga terhadap Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DIY.

Blokade itu membuat truk sampah tidak bisa beroperasi sehingga sampah di lingkungan Kota Jogja tidak terangkut. Warga mulai mengeluhkan bau sampah yang menyengat.

Sugiarto, warga Muja-muju, Kemantren Umbulharjo, mengeluhkan beberapa tempat pembuangan sementara sampah sudah membeludak dan bau. Bahkan, di tempat tinggalnya, juga sudah mulai bau sampah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah mulai bau menyengat. Tadi lewat di samping Gembira Loka dan Mandala Krida jarak 500 meter sudah bau," jelas Sugiarto, saat ditemui di Stadion Mandala Krida, Selasa (10/5/2022).

Ia mengatakan, bau menyengat ini mulai terasa sejak Senin (9/5) kemarin. Saat itu, antrean truk sampah sudah panjang sebagai tempat pembuangan sampah sementara bagi warga.

ADVERTISEMENT

"Senin siang itu sudah bau," katanya.

Warga Lempuyangan juga mengeluhkan bau menyengat dari larangan buang sampah. Agung (48) warga Lempuyangan mengungkapkan, tempat pembuangan sampah sementara di wilayahnya sudah tak muat lagi menampung sampah.

"Depo sampah di ujung jalan itu sudah penuh. Kemudian, petugas yang ngambil sampah juga libur sejak Sabtu (7/5). Akibatnya, beberapa warga membungkus sampahnya dengan plastik besar. Tapi, ya tetap bau menyengat," jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menjelaskan, pihaknya hanya bisa memaksimalkan depo atau tempat pembuangan sementara. Ia perkirakan kondisi ini sampai Rabu (11/5) mendatang.

"Kami maksimalkan dulu depo-depo yang ada di kota. Terus kami upayakan, setidaknya bisa bertahan selama lima hari, itu maksimal. Kalau setelah lima hari TPST Piyungan tidak juga beroperasi, ya darurat sampah," kata Sugeng.




(ahr/rih)


Hide Ads