Tim SAR gabungan memutuskan untuk menghentikan pencarian terhadap 3 nelayan yang hilang kontak sejak tanggal 29 April di perairan Gunungkidul. Hal tersebut setelah pencarian yang dilakukan selama 7 hari tidak membuahkan hasil.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Kabupaten Gunungkidul Sunu Handoko Bayu Sagara mengatakan, bahwa pencarian hari ke-7 berlangsung kemarin, Minggu (8/5/2022). Dalam pencarian tersebut, Tim SAR menyisir laut dan darat, bahkan melebarkan jangkauan pencarian.
"Sampai pencarian di hari ke-7 korban masih belum dapat diketemukan," katanya kepada detikJateng, Senin (9/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan prosedur di Basarnas, hari ke-7 adalah batas waktu pencarian. Merujuk hal tersebut, pihaknya menutup operasi pencarian terhadap 3 nelayan.
"Kemarin operasi pencarian hari ke-7 dan operasi pencarian terakhir. Sehingga dilakukan penutupan operasi pencarian," ucapnya.
"Tapi bilamana sewaktu waktu ada informasi yang sekiranya harus kami tindak lanjuti, akan kami tindak lanjuti," lanjut Sunu.
Pasalnya, Tim SAR mempunyai jadwal patroli laut satu kali dalam seminggu. Patroli tersebut akan digunakan untuk melakukan penyisiran.
Sebelumnya, Tim SAR Satlinmas Wilayah I Kabupaten Gunungkidul masih mencari keberadaan 3 nelayan yang hilang kontak sejak tanggal 29 April. Hingga saat ini hasilnya masih nihil, namun Tim SAR menemukan puing-puing kapal yang diduga kuat kapal nelayan yang ditumpangi ketiga orang tersebut.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Kabupaten Gunungkidul Sunu Handoko Bayu Sagara menjelaskan, kejadian bermula saat Anggi Pratama (19), tekong kapal nelayan Mandala Putra asal Kalurahan Songbanyu, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul bersama dua anak buah kapal (ABK) yakni Riki (21) dan Hendra (23) keduanya warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah melaut.
Selanjutnya, mereka melakukan perjalanan dari Sendang Biru, Malang, Jawa Timur ke Cilacap tanggal 27 April pukul 21.00 WIB.
"Pada hari Jumat (29/4/2022) pukul 02.45 WIB kami dapat informasi melalui chat WhatsApp dari ABK kalau kapal mengalami panas mesin. Karena itu untuk kapal harus dilakukan pendinginan di tengah laut dekat Pantai Baron," katanya kepada detikJateng, Senin (2/5/2022).
Namun, kata Sunu, chat ini menjadi komunikasi terakhir pihaknya dengan ABK kapal nelayan tersebut. Pasalnya hingga kini ABK tersebut tak kunjung bisa dihubungi.
"Beberapa saat kemudian ABK sudah tidak bisa dihubungi lagi hingga saat ini," ujarnya.
Karena tak kunjung sampai, dari pihak nelayan yang hilang melaporkan kejadian ke SAR Satlinmas Wilayah I. Mendapati laporan tersebut, Tim SAR langsung melakukan pencarian terhadap kapal nelayan tersebut.
"Setelah menerima laporan, kami bersama beberapa nelayan menggunakan kapal sekoci milik nelayan melakukan penyisiran mengarah ke barat dari Pantai Sadeng," ucapnya.
Alhasil, upaya pencarian sendiri belum membuahkan hasil. Akan tetapi Sunu menyebut jika Tim SAR menemukan serpihan kapal yang diduga kuat dari kapal nelayan yang hilang kontak.
"Sesampainya di depan tebing umbul tepatnya sebelah barat Pantai Ngitun ditemukan beberapa serpihan puing kapal. Diduga kuat serpihan tersebut adalah serpihan kapal (nelayan) yang hilang kontak," katanya.
(ahr/mbr)