Anak yang menjadi pelaku kekerasan jalanan atau klithih bisa melanjutkan sekolah. Kini, Pemda DIY sedang menyiapkan sekolah khusus untuk pelaku atau anak yang berpotensi menjadi pelaku kejahatan jalanan dan klithih.
Berikut 7 fakta tentang sekolah khusus itu, dirangkum dari liputan jurnalis detikJateng, Selasa (12/4/2022).
1. Sistem Asrama
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, sekolah dengan sistem asrama itu akan disediakan di Gedung Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) di Kemantren Pundong, Bantul.
"Namanya Jogja Creative Care atau bisa yang lain," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY Erlina Hidayati di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Selasa (12/4/2022).
Erlina mengatakan, di sekolah itu akan disediakan banyak ruang. "Seperti meet up space, energy release space, working space, mental health space, dan terapi perilaku. Kami ingin penanganan ini berada di satu tempat terpadu," imbuh Erlina.
2. Gandeng Orang Tua Asuh
Untuk membangkitkan empati dan simpati masyarakat sesuai usulan Gubernur DIY. Erlina berujar, sekolah asrama itu akan melibatkan masyarakat maupun lembaga sosial menjadi orang tua asuh.
"Kami usulkan boarding school dengan sistem foster care, foster parents (pengasuhan anak, orang tua asuh)," ujar Erlina. Seluruh fasilitas di sekolah asrama itu akan disediakan Pemda DIY. "Pak Gubernur meminta (pendiriannya) secepat mungkin," jelasnya.
3. Ada Asesmen
Erlina mengatakan, pihaknya akan melakukan asesmen (pendataan) untuk anak-anak yang akan mengikuti pendidikan di sekolah asrama itu. Anak nakal dan berpotensi nakal bisa masuk ke sekolah ini.
"Geng sekolah bisa masuk di sini, tapi akan dilakukan asesmen dulu. Nanti disesuaikan dengan prioritas dan melihat daya tampungnya," terang Erlina.
4. Pinta Gubernur DIY
Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta para pelaku kenakalan jalanan atau klithih yang telah menjalani hukuman bisa kembali sekolah. Sultan menyebut Pemda DIYmemiliki program training khusus untuk anak-anak bermasalah di Pundong.
"Yang kira-kira punya kenakalan di jalanan, ya mungkin bagi mereka yang putus sekolah, kembali ke sekolah. Yang nggak punya sekolah, yang penting mereka kembali ke sekolah," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Selasa (12/4).
5. Juga Awasi Ortu
Sultan menjelaskan, pihaknya juga akan melakukan pengawasan bagi orang tua yang punya problem dengan anaknya. "Kami akan mencoba melakukan pengawasan bagi orang tua yang punya problem dengan anaknya," kata Sultan, kemarin.
"Kami akan ada program untuk training, yang ada di Pundong. Bagaimana dia (anak yang punya problem) bisa tinggal di sana," imbuh Sultan.
6. Cegah Pengangguran
Menurut Sultan, tempat training itu akan menerima anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah atau orang tuanya sudah kewalahan mengurusi.
"Sebelum keluar, tanya dulu saja, mau nggak kembali ke sekolah. (Syaratnya) Itu harus ikut tinggal dan berpendidikan di sana (Pundong)," kata Sultan.
"Kalau bersedia, ya dikasih waktu lagi, dia berubah nggak. Kalau nggak, nanti putus sekolah, jadi bebannya tambah besar. Bukannya menyelesaikan masalah, menambah masalah," terang Sultan.
7. Terbuka Bagi Bekas Pelaku Klithih
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, tempat pendidikan dan pelatihan itu terbuka untuk bekas pelaku klithih atau kejahatan jalanan. "Setelah menjalani hukuman dan berpotensi ke arah itu, bisa di sana," kata Aji. "Paling banyak mungkin SMA dan SMP. Dengan output seperti sekolah biasa dan kurikulum sekolah 24 jam," jelasnya.
(dil/dil)