Sebanyak 20 negara delegasi G20 berkumpul di Jogja sejak Senin (21/3). Mereka berkumpul untuk membahas isu penting soal lingkungan hidup.
Dirjen Pengendalian Pencemaran Kementerian Lingkungan Hidup Sigit Relianto menjelaskan, salah satu isu yang dibahas tentang pengelolaan air.
"Pada workshop prapertemuan, beberapa negara memberikan respons positif terkait isu air. Dalan kesempatan itu Indonesia akan mendorong tentang rehabilitasi mangrove karena memiliki pengalaman intens terkait pengelolaan mangrove untuk konservasi. Sehingga bisa disebarluaskan secara global," kata Sigit usai pembukaan Dialog Environment Deputies Meeting and Climate Sustanability Working Group (1st G20 EDM-CSWG) di Hotel Tentrem, Selasa (22/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sigit menjelaskan, pertemuan tersebut bertujuan memperkuat komitmen dan kerjasama negara G20 dalam menerapkan solusi berbasis alam. Serta pendekatan berbasis ekosistem untuk pengelolaan air, kota sirkular, dan air bersih positif (net water positive) untuk pembangunan air berkelanjutan.
"Pengelolaan air harus mempertimbangkan dampak perubahan iklim. Ini harus mencakup pengetahuan, pendanaan, ekonomi, keterlibatan masyarakat lokal, pemerintah dan regional dan global lainnya. Pendekatan berbasis alam dipercaya mampu membangun pengelolaan air yang lebih baik," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi menambahkan, pertemuan 1st EDM-CSWG dilakukan sejak kemarin, Senin (21/3). Pertemuan hari pertama itu merupakan side event sebelum 1st EDM-CSWG dibuka secara resmi hari ini.
Side event membahas solusi untuk pengelolaan air, kota sirkular, dan air bersih positif untuk pembangunan air berkelanjutan.
"Topik dialog ini dibagi menjadi tiga sesi, yaitu sesi pertama membahas mengenai pandangan dunia dan pengalaman dalam isu dan masalah pengelolaan air, serta solusinya. Kemudian membahas pengalaman nasional dan praktik terbaik dalam menerapkan kebijakan dan meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan air. Serta sesi ketiga mengidentifikasi kesenjangan dan merumuskan solusi," kata Laksmi.
Pertemuan G20 EDM-CSWG di Jogja ini, lanjut Laksmi, secara umum mengusung tiga agenda prioritas, mulai mendukung pemulihan ekosistem dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim.
"Dalam hal ini, untuk menekankan pentingnya kontribusi ekosistem yang unik untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta ekonomi biru. Serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim," kata dia.
(aku/dil)