Viral Wingko Berjamur, PKL Malioboro: Kulakan-Bungkus Tak Ada Expired Date

Viral Wingko Berjamur, PKL Malioboro: Kulakan-Bungkus Tak Ada Expired Date

Heri Susanto - detikJateng
Senin, 21 Mar 2022 19:12 WIB
Sejumlah pedagang melihat lapak pembagian dari hasil undian di Teras Malioboro 1, Yogyakarta, Senin (31/1/2022). Terhitung mulai 1 Februari 2022, pedagang kaki lima sudah dilarang berjualan di pedestrian Jalan Malioboro.
Ilustrasi. Foto: Sejumlah pedagang melihat lapak pembagian dari hasil undian di Teras Malioboro 1, Yogyakarta, Senin (31/1/2022). (Pius Erlangga/detikJateng)
Yogyakarta - Curahan hati wisatawan membeli wingko babat di Malioboro yang ternyata basi dan berjamur viral di media sosial. Pengurus Paguyuban Pedagang Pelataran (Papela) Jogja selaku paguyuban yang menaungi PKL itu menyebut wingko dari produsen dan kemasannya memang tak ada tanggal kedaluwarsa.

"Memang dalam kemasannya tidak ada expired date, kami hanya diberitahu secara lisan jika usia dagangan itu bisa bertahan lima sampai tujuh hari, dan wingko yang dibeli wisatawan itu usianya baru tiga hari (sejak dibeli), jadi kami kira masih aman," kata pengurus Papela, Miftah, ditemui di kawasan Timoho, Jogja, Senin (21/3/2022).

Miftah mengaku pedagang tak berani mengecek isi dengan membuka kemasan wingko yang setiap buahnya sudah tersegel kemasan plastik. Pedagang khawatir jika ada pembeli berminat dikira kemasannya sudah rusak.

"Perlu diketahui, bahwa oleh-oleh wingko babat yang dibeli wisatawan dan ternyata berjamur itu benar-benar di luar pengetahuan kami para pedagang," jelasnya.

Miftah membeberkan, selama ini para pedagang yang berjualan di lantai tiga Teras Malioboro I itu hanya kulakan dari produsen oleh-oleh di Kota Jogja.

"Kami menduga wingko itu berjamur karena lokasi di lantai tiga tempat jualan kami lembap, karena sebelumnya kami tak pernah mengalami peristiwa seperti ini (komplain pembeli)" kata dia.

"Saat kami masih di area trotoar depan Pasar Beringharjo (sebelum relokasi), dagangan aman-aman saja sampai lima hari, meskipun biasanya dalam satu hari biasanya dagangan sudah habis karena tingginya permintaan," kata dia.

Miftah dan para pedagang oleh-oleh makanan di Teras Malioboro I berharap dari kejadian ini, ada kebijakan dari Pemda DIY menempatkan pedagang oleh-oleh di lokasi lebih mendukung. Baik secara suhu dan putaran dagangannya.

"Misalnya kami ditempatkan di lantai satu, kami sangat berterima kasih karena tidak terlalu lembap dan juga putaran dagangan lebih cepat, kami tak harus lama menyimpan barang dagangan," katanya.

Usai kejadian itu, Miftah mengaku sudah mengumpulkan 36 pedagang oleh-oleh di lantai tiga Teras Malioboro I.

"Kami sudah melakukan evaluasi, agar kejadian ini tak terulang, khususnya pengecekan produk yang akan dijual," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, curhat seorang wisatawan di Malioboro yang membeli oleh-oleh wingko dan saat dibuka di rumah ternyata sudah berjamur dan basi viral di media sosial. Wisatawan itu mengaku membeli wingko di Teras Malioboro, Jogja.

Curhatan itu diposting di salah satu akun grup Facebook di Jogja pada 18 Maret 2022.

"Assalamualaikum teman2 semuanya , sekedar memberi saran kepada pedagang oleh2 di teras malioboro ,dari pengalaman saya kemarin wisata ke jogja saya beli wingko sampai 9 tas, dari beberapa pedagang di teras malioboro pas ditanya bu ini wingkonya baru ndak bu, beliau2 bilangnya baru mbak masih fresh, nyatanya waktu tak buka semuanya jamuran , pdhal beli dari beberpa pedagang disitu 😭😭😭 mohon banget ibuk2 sering2 cek dagangannya, kalau emang udah lama yo jangan bilang masih baru dan fresh, dan untuk pembuat wingkonya tolong diberi tanggal kadaluarsa jangan dikosongin biar pedagang dan pembeli bisa saling cek & ricek, sekian terimakasih maaf bila ada salah," tulis akun tersebut, dikutip detikJateng, hari ini.

Postingan itu mendapat ribuan komentar netizen.

Menanggapi curhatan wisatawan yang viral itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo mengatakan telah menindaklanjuti hal tersebut. Bersama dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY, pihaknya telah memfasilitasi Paguyuban Pedagang di Teras Malioboro I untuk berkoordinasi dan memberikan sanksi.

"Kami sudah koordinasi dengan OPD lainnya. Sudah dilakukan fasilitasi untuk membahas sanksi apa yang akan dilakukan," kata Singgih, saat dihubungi wartawan, siang ini.

Diwawancara terpisah, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pun angkat bicara soal tanggung jawab pedagang.

"Ya dulu mungkin cara jualannya begitu, ming ora ngerti (cuma tidak tahu)," kata Sultan saat diwawancarai wartawan di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, hari ini.

Sultan berharap pedagang bisa mengontrol kualitas produknya masing-masing. Butuh kesadaran dari pedagang atau PKL agar bisa sama-sama menjaga citra pariwisata Jogja.

Sultan berpesan pedagang makanan, terutama oleh-oleh untuk memperhatikan barang dagangannya. Sebab, beberapa makanan memang tak tahan lama.

Pembinaan terhadap pedagang di Teras Malioboro I dan II, lanjut Sultan, sebenarnya telah dilakukan sejak awal. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memverifikasi dagangan di Malioboro.




(rih/sip)


Hide Ads