Viral Wingko Berjamur di Malioboro, Paguyuban Pedagang Duga Ini Sebabnya

Viral Wingko Berjamur di Malioboro, Paguyuban Pedagang Duga Ini Sebabnya

Heri Susanto - detikJateng
Senin, 21 Mar 2022 18:29 WIB
Sempat Ditutup Terpal, Plang Jalan Malioboro Dibuka Kembali
Ilustrasi. Suasana Jalan Malioboro, Jogja. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Yogyakarta -

Curahan hati wisatawan membeli wingko babat yang ternyata basi dan berjamur viral di media sosial. Pengurus Paguyuban Pedagang Pelataran (Papela) Jogja selaku paguyuban yang menaungi PKL tersebut angkat bicara.

"Perlu diketahui, bahwa oleh-oleh wingko babat yang dibeli wisatawan dan ternyata berjamur itu benar-benar di luar pengetahuan kami para pedagang," kata Pengurus Papela yang juga pedagang makanan di Teras Malioboro, Miftah, saat ditemui wartawan di kawasan Timoho, Jogja, Senin (21/3/2022).

Miftah menjelaskan selama ini pedagang di lantai tiga pusat PKL itu setiap hari hanya kulakan dari barang dagangan produksi produsen oleh-oleh di Kota Jogja. Dia juga membenarkan pada kemasan wingko itu tidak tertulis tanggal kedaluwarsanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami hanya diberitahu secara lisan jika usia dagangan itu bisa bertahan lima sampai tujuh hari, dan Wingko yang dibeli wisatawan itu usianya baru tiga hari (sejak dibeli), jadi kami kira masih aman," kata Miftah.

Atas kondisi itu, lanjut dia, rekannya tak berani mengecek karena harus membuka kemasan Wingko yang sudah tersegel kemasan plastik.

ADVERTISEMENT

"Kami menduga wingko itu berjamur karena lokasi di lantai tiga tempat jualan kami lembap, karena sebelumnya kami tak pernah mengalami peristiwa seperti ini (komplain pembeli)," katanya.

Diberitakan sebelumnya, curhat seorang wisatawan di Malioboro yang membeli oleh-oleh wingko dan saat dibuka di rumah ternyata sudah berjamur dan basi viral di media sosial. Wisatawan itu mengaku membeli wingko di Teras Malioboro, Jogja.

Curhatan itu diposting di salah satu akun grup Facebook di Jogja pada 18 Maret 2022.

"Assalamualaikum teman2 semuanya , sekedar memberi saran kepada pedagang oleh2 di teras malioboro ,dari pengalaman saya kemarin wisata ke jogja saya beli wingko sampai 9 tas, dari beberapa pedagang di teras malioboro pas ditanya bu ini wingkonya baru ndak bu, beliau2 bilangnya baru mbak masih fresh, nyatanya waktu tak buka semuanya jamuran , pdhal beli dari beberpa pedagang disitu 😭😭😭 mohon banget ibuk2 sering2 cek dagangannya, kalau emang udah lama yo jangan bilang masih baru dan fresh, dan untuk pembuat wingkonya tolong diberi tanggal kadaluarsa jangan dikosongin biar pedagang dan pembeli bisa saling cek & ricek, sekian terimakasih maaf bila ada salah," tulis akun tersebut, dikutip detikJateng, hari ini.

Postingan itu mendapat ribuan komentar netizen.

Menanggapi curhatan wisatawan yang viral itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo mengatakan telah menindaklanjuti hal tersebut. Bersama dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY, pihaknya telah memfasilitasi Paguyuban Pedagang di Teras Malioboro I untuk berkoordinasi dan memberikan sanksi.

"Kami sudah koordinasi dengan OPD lainnya. Sudah dilakukan fasilitasi untuk membahas sanksi apa yang akan dilakukan," kata Singgih, saat dihubungi wartawan, siang ini.

Diwawancara terpisah, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pun angkat bicara soal tanggung jawab pedagang.

"Ya dulu mungkin cara jualannya begitu, ming ora ngerti (cuma tidak tahu)," kata Sultan saat diwawancarai wartawan di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, hari ini.

Sultan berharap pedagang bisa mengontrol kualitas produknya masing-masing. Butuh kesadaran dari pedagang atau PKL agar bisa sama-sama menjaga citra pariwisata Jogja.

Sultan berpesan pedagang makanan, terutama oleh-oleh untuk memperhatikan barang dagangannya. Sebab, beberapa makanan memang tak tahan lama.

"Jangan mestinya njamur tetep didol (jamuran tetap dijual). Tapi mungkin yang jual pun nggak ngecek. Makananan seperti itu kadang nggak tahan lama," jelasnya.

Pembinaan terhadap pedagang di Teras Malioboro I dan II, lanjut Sultan, sebenarnya telah dilakukan sejak awal. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memverifikasi dagangan di Malioboro.

Sultan menegaskan, kontrol barang dagangan mestinya dilakukan sejak dari awal. Pedagang di tempat relokasi PKL Malioboro tersebut harus memperhatikan kualitas dari barang dagangannya.




(sip/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads