Keberadaan pabrik gula di Yogyakarta ternyata menjadi salah satu alasan dibangunnya jalur trem. Salah satunya jalur trem Jogja-Brosot, seperti apa kisahnya?
Mengutip situs kebudayaan.kemendikbud.go.id, Jumat (25/2/2022), jalur trem itu dibangun kantor perusahaan kereta api swasta milik Belanda yang dibangun di RI yakni Nederlandsch Indische Spoorweg maatshaappij (NIS). NIS membangun jalur trem Jogja dimulai dari Stasiun Tugu dan berakhir di Kabupaten Adikarto (Brosot).
Jalur Jogja-Brosot ini merupakan jalur trem NISM dari jalur utama Semarang-Vorstelanden. Pembangunan jalur itu berdasarkan Gouvernement Besluit No.9 tahun 1893 tanggal 20 April 1893 untuk pengajuan konsesi selama 50 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan pembangunan jalur trem ini karena area yang dilewati merupakan daerah penghasil komoditas ekspor yang perlu diangkut ke Pelabuhan Semarang. Kala itu Bantul memiliki empat pabrik gula yang dibangun di Bantul, Gesikan, Pundung dan Gondang Lipuro.
Pembangunan jalur trem ini dilakukan bertahap, pertama yang dibangun jalur Jogja-Srandakan, kemudian Srandakan-Brosot.
"Pembangunan jalur trem Yogya-Brosot, terbagi menjadi 2 bagian pembangunan, bagian pertama dibangun dari Yogyakarta (Tugu) ke Srandakan sepanjang 23 km, mulai beroperasi pada tahun 1895. Bagian ke 2 dari Srandakan ke Brosot sepanjang 2 km, mulai beroperasi pada tahun 1915," tulis Kusumaningsih (2006:59) seperti dikutip kemendikbud.
Sejumlah stasiun pun mulai dibangun untuk memperpendek jalur pengangkutan. Di antaranya stasiun Ngabean, Dongkelan, Winongo, Cepit, Bantul dan Paalbapang. Sejumlah rumah dinas bagi pengelola stasiun maupun kantor untuk kepentingan pabrik gula pun dibangun di area stasiun.
Pada masa penguasaan Jepang ada sejumlah penghapusan lintasan lama. Jalur NISM yang dihapus ditandai dengan pembongkaran rel KA jalur Palbapang-Sewugalur sepanjang 15 km yang dibongkar pada 1943.
Di era proklamasi, sarana transportasi kereta api ini dikelola Djawatan Kereta Api (DKA). Pada 1970-an masalah penumpang gelap, kerusakan lokomotif maupun relnya membuat Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menutup sejumlah jalur perlintasan yang dinilai tidak memberikan keuntungan. Salah satunya jalur Jogja-Brosot yang setop beroperasi sekitar tahun 1976-1977.
(ams/ams)