Bangunan di Malioboro Harus Dicat Putih, Pemilik Terkendala Biaya

Bangunan di Malioboro Harus Dicat Putih, Pemilik Terkendala Biaya

Heri Susanto - detikJateng
Rabu, 23 Feb 2022 16:18 WIB
Wisatawan berada di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/2/2022). Berdasarkan surat edaran nomor 430/1.31/SE Disbud/2022 tentang Pelaksanaan Penataan Kawasan Khusus Pedestrian Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulyo, Pedagang Kaki Lima (PKL) dilarang melakukan aktivitas jual beli di sepanjang lorong jalan serta pemindahan barang di Teras Malioboro I eks Dinas Pariwisata DIY dan Teras Malioboro II eks Gedung Bioskop Indra. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.
Wisatawan berada di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/2/2022). (Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Yogyakarta -

Setelah selesai proses relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro, penataan fasad Malioboro mulai dilakukan. Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja mulai pekan ini akan mengawali pengecatan bangunan dengan warna putih. Lalu bagaimana tanggapan pemilik toko?

Koordinator Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY) KRT Karyanto Purbohusodo yang merupakan pemilik toko mengaku kewajiban itu sulit diterapkan semua toko. Sebab, beberapa pemilik terkendala dengan biaya untuk mengecat toko mereka.

"Ada beberapa faktor yang masih menjadi tantangan. Misalnya belum adanya anggaran karena satu toko dan lainnya berbeda beda kemampuan anggarannya," kata Karyanto, saat dihubungi wartawan, Rabu (23/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, selama pandemi COVID-19, ada penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, pemilik toko di Malioboro memang terkendala dengan daya saing.

"Sebelum pandemi banyak toko-toko yang sebenarnya sudah tutup," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ia mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah meneruskan imbauan tersebut ke semua pemilik toko. Agar mempercantik tokonya dan mengecat putih sesuai himbauan Pemkot Jogja dan Pemda DIY.

"Kami sudah meneruskan pada semua pemilik toko dan mengimbau agar bangunan tokonya dipercantik, pilar-pilar, lorong depan toko dicat ulang agar tidak terlihat kumuh," katanya.

Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengungkap proses pengecatan toko di Malioboro akan mulai pekan ini. Pihaknya pun menargetkan pertengahan tahun ini seluruh bangunan di Kawasan Cagar Budaya Malioboro selesai.

"Proses pengecatan bangunan di sepanjang Malioboro kami lakukan awal Februari ini dan targetnya sebelum pertengahan tahun ini selesai," katanya.

Heroe menuturkan, di Malioboro sendiri diperkirakan ada 200-300 bangunan pertokoan. Dengan bentuk fasad berbeda-beda serta tingkat kesulitan sendiri untuk pengecatan. Ia mendorong dalam waktu sekitar tiga bulan pengecatan itu sudah mendekati 100 persen.

"Jadi memang butuh proses agar pengecatan di tiap bangunan toko bisa rapi," kata dia.

Penyeragaman bangunan berwarna putih ini bertujuan memberi kesan Malioboro bersih, rapi, dan lebih elok. Sebab saat ini, fasad bangunan di sepanjang Malioboro selain warnanya berbagai macam, juga tak sedikit yang tampak kusam.

"Ada tiga toko yang pekan ini kami uji coba cat dengan warna putih ini dan berdasarkan rembug dengan paguyuban pertokoan, ada pemilik toko yang nanti memilih melakukan pengecatan secara mandiri tanpa pemerintah harus turun," kata Heroe.

Heroe telah mendorong para pemilik pertokoan di sepanjang Malioboro yang berinisiatif mengecat sendiri bangunannya tetap memperhatikan kerapian dan keindahan.

Pengecatan bangunan pertokoan ini, kata Heroe, sebagai langkah awal penataan pasca berbagai papan-papan nama toko juga dirapikan sesuai ketentuan.

Usai pengecatan itu, Pemkot Jogja dan Pemda DIY baru bergerak untuk langkah-langkah penyeragaman fasad atau bagian muka bangunan pertokoan di Malioboro yang tentu butuh proses lebih panjang dan tentu anggaran besar.

"Nanti pada saatnya fasad bangunan kami tata setelah segalanya baik kajian cagar budaya dan anggaran siap, sebab Malioboro sendiri panjangnya 1,2 kilometer dan semua sisinya ada pertokoan," kata dia.

Selain pengecatan ulang, penataan papan-papan nama pertokoan, fokus Pemkot Jogja juga memperbaiki fasilitas-fasilitas di sepanjang jalan itu. Seperti kursi taman, lampu-lampu, taman dan lainnya.




(ahr/sip)


Hide Ads