Kasus Aktif Corona di Kulon Progo Tembus 779

Kasus Aktif Corona di Kulon Progo Tembus 779

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Kamis, 17 Feb 2022 17:03 WIB
Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati, Kamis (17/2/2022).
Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati, Kamis (17/2/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Kulon Progo -

Kasus aktif virus Corona atau COVID-19 di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menembus angka 779 per tanggal 16 Februari 2022. Sementara itu warga yang terpapar Corona merata mulai dari balita hingga lansia.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati memaparkan, total kasus COVID-19 di Kulon Progo pada 2022 sudah mencapai 1.068. Adapun kasus aktif yang tercatat hingga Rabu (16/2) kemarin sebanyak 772.

"Untuk kasus aktif yang tercatat hingga 16 Februari kemarin sebanyak 779. Tapi ini jumlahnya bisa bertambah dan berkurang ya, karena setiap hari pasti ada yang selesai isolasi dan juga yang isolasi baru," ucap Baning dalam jumpa pers via daring, Kamis (17/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun jumlah 1.068 kasus yang terhitung selama 2022 itu terdiri dari 4 bayi di bawah 1 tahun, 30 balita dan 232 anak-anak. Sisanya adalah dewasa hingga lansia.

"Dari kasus-kasus tersebut distribusi di bawah 1 tahun ada 4 orang atau 0,5 persen. Kemudian balita ada 30 atau 4 persen. Lalu anak sebanyak 232 atau 31 persen. Sedangkan untuk lansia ada 9,5 persen, dan sisanya adalah usia dewasa yaitu 25-60 tahun," jelas Baning.

ADVERTISEMENT

Baning menjelaskan naiknya jumlah kasus di Kulon Progo ini disebabkan oleh sejumlah hal, di antaranya hasil surveilans Pembelajaran Tatap Muka (PTM), kontak erat kasus sebelumnya, dan pelaku perjalanan. Mayoritas kasus bergejala ringan atau malah tidak bergejala, sehingga hanya diminta menjalani isolasi mandiri.

Terbaru, Satgas mencatat adanya penambahan 180 kasus dan dua kematian dengan status terkonfirmasi positif COVID-19, Kamis (17/2) hari ini.

"Untuk hari ini ada penambahan kasus sejumlah 180 kemudian ada 2 data kematian dengan status konfirmasi, yaitu dari Temon dan Nanggulan. Keduanya adalah lansia dengan komorbid dan belum vaksin," ungkap Baning.

Di samping itu, Baning juga mengumumkan penambahan satu kasus kematian dengan status diduga atau probable COVID-19. Dengan ini maka total kasus kematian probable Corona sebanyak dua orang dan kematian dengan status terkonfirmasi positif Corona ada tiga.

"Total kematian ada tiga berstatus konfirmasi, dan dua probable. Seluruhnya adalah lansia, di mana empat di antaranya belum vaksin," jelas Baning.

Belum Puncak

Terpisah, Ketua Satgas COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan, melonjaknya kasus Corona di wilayahnya saat ini belum mencapai puncak. Alasannya karena penambahan kasus mayoritas dari upaya random sampling yang dilakukan Satgas, salah satunya lewat kegiatan surveilans PTM.

"Kalau dari sisi kedapatan virus kita belum dikatakan puncak. Kalau tempat (daerah) lain mungkin bilang sudah puncaknya, itu iya, tapi kalau di sini belum. Karena kita kan memang menggencarkan random testing, sedangkan indikasi mulai puncak itu jika banyak warga yang secara langsung datang ke rumah sakit karena mengeluhkan sakit lalu dites yang ternyata positif," ucap Fajar.

"Jika sudah banyak yang mengeluhkan sakit menjurus ke COVID-19 seperti misalnya batuk dan flu, lalu setelah dites itu positif, baru kita bisa menyebut masuk puncaknya," sambung Fajar.

Siapkan shelter isolasi

Jika sampai hal itu terjadi, Fajar menyatakan bahwa Satgas telah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya berkoordinasi dengan satgas tingkat kalurahan dan kapanewon terkait penyediaan shelter isolasi.

Dari data Satgas, total ada 160 shelter tingkat kalurahan yang tersebar di 12 kapanewon dengan kapasitas mencapai 637 tempat tidur. Pengaktifan shelter kalurahan juga akan dibarengi dengan operasional shelter terpusat di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Giripeni Wates yang memiliki daya tampung hingga 96 orang.

"Selain itu kami juga sudah minta kepada satgas di kalurahan maupun kapanewon untuk meningkatkan pengawasan terhadap para pelaku perjalanan, karena mereka dikhawatirkan membawa virus. Pengawasan ini berlaku hingga ke proses isolasi, baik mandiri maupun di shelter yang telah disediakan," ucapnya.

Untuk kesiapan apabila terjadi lonjakan kasus, saat ini Satgas Kulon Progo telah menyiagakan 125 tempat tidur yang tersebar rumah sakit pemerintah maupun swasta. Rinciannya di RSUD Wates sebanyak 39 tempat tidur, di RSUD Nyi Ageng Serang ada 45 tempat tidur, dan ada 32 tempat tidur di rumah sakit swasta.




(rih/ahr)


Hide Ads