Seorang mahasiswa salah satu kampus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini sambil membuka usaha nasi penyet. Hasil usahanya di sela-sela kuliah itu bisa mendapatkan cuan jutaan setiap hari. Seperti apa kisahnya?
Dia adalah Eriyan Candra Wahyu (20) warga Kudus. Eriyan masih kuliah di Universitas Muria Kudus semester 6 jurusan Manajemen Ekonomi Bisnis. Meski di sela kesibukannya, Eriyan ternyata sudah mengelola usaha nasi penyet.
Warung nasi penyet miliknya berada di jalan Sunan Kudus, Desa Demaan Kecamatan Kudus Kota. Warung bernama pahe atau paket hemat ini berada di barat Alun-alun Kudus. Bukanya setiap hari mulai jam 16.00 WIB sampai malam.
"Ada plus minus. Kalau kita fokus ke kuliah kerjaan ya keteteran. Kita fokus kerjaan kuliah keteteran. Jadi imbangi dengan cara membagi waktu. Caranya bisa kuliah dan bisa kerja," kata Eriyan saat berbincang dengan detikJateng, Senin (7/4/2025).
Anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku setiap hari akan langsung mengurus usaha warung nasi penyetnya selepas kuliah sore hari. Dia dibantu tiga pekerja lainnya.
"Alhamdulilah pulang sekolah kuliah dari jam 3 sore terus aku bisa kerja langsung. Nggak terganggu kuliah," jelasnya.
Menurutnya hasil jualan nasi penyet bisa digunakan untuk membiayai kuliah dan membantu orang tuanya. Dia merasa senang bisa membiayai kuliah dengan uang hasil keringat sendiri.
"Hasilnya untuk bayar kuliah sendiri lah," jelasnya.
Eriyan menjelaskan warungnya dulu dikelola oleh orang tuanya sejak tahun 2008 silam. Namun saat itu warungnya sempat pindah di gang satu Selatan Alun-alun Kudus karena adanya pembangunan pendestrian jalan Sunan Kudus.
"Terus pembangunan ini tahun 2021 itu pindah di gang 1 selama satu tahun. Karena waktu itu masih ada Corona sehingga PKL masih di gang satu," jelasnya.
Setelah kembali ke jalan Sunan Kudus atau barat Alun-alun Kudus pada tahun 2021 lalu, warung itu kemudian dikelola oleh Eriyan. Warungnya menyediakan nasi penyet tempe, telur, ayam, lele dan lainnya.
Menurutnya warungnya terkenal dengan harga yang ramah dengan kantong pembeli. Setiap porsi makanan yang ia jual kisaran Rp 10 ribu sampai Rp 17 ribu.
"Itu ada paket nasi ayam, lele tempe nasi," jelasnya.
Tak ayal warungnya ini ramai pembeli setiap hari. Eriyan mengaku bisa mengatakan omset jutaan setiap hari. Pembeli kebanyakan warga Kudus dan sekitarnya.
"Tiap hari ramai. Untuk omset Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta. Kebanyakan dari Kudus," ucapnya.
Adapun untuk mempermudah pelayanan bagi pelanggan, Eriyan mulai menggunakan QRIS Bank Rakyat Indonesia atau BRI sejak tahun 2021. Saat itu kata dia seluruh PKL di Jalan Sunan Kudus diwajibkan menyediakan QRIS BRI. Hingga sekarang QRIS BRI masih tersedia di warungnya.
"Setelah itu corona mereda pindah ke Jalan Sunan Kudus. Saat itu lah saya mulai memakai pembayaran lewat QRIS BRI," terang dia.
Menurutnya pembayaran QRIS lebih aman dan tidak ribet terkait uang kembalian. Eriyan mencatat sekitar 30 persen pelanggannya memilih membayar melalui QRIS BRI.
"Menurut saya ada QRIS itu 30 persen memakai pembayaran digital. Alasan tidak membawa kas tidak ribet pengembalian," terang dia.
Salah satu pembeli nasi penyet, Fathur sering membeli nasi penyet di warung Pahe milik Eriyan. Selain rasanya enak juga harganya ramah bagi dirinya seorang perantauan asal Pati.
"Rasanya enak dan murah," kata dia.
Menurutnya adanya pembayaran lewat QRIS BRI juga mempermudah pembeli untuk melakukan transaksi. Terlebih jika uangnya pas tidak ada kembalian.
"Kalau QRIS BRI ini lebih mudah aman, terhindar uang palsu juga," ucapnya.
Dikutip dari laman resmi BRI, perbankan mendorong penggunaan transaksi QRIS. Dijelaskan bahwa penggunaan transaksi ini mengalami pertumbuhan pesat yaitu mencapai 209,61 persen per tahun 2024 dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta.
QRIS BRI menawarkan kemudahan seperti pencairan otomatis 4 kali bisa dilakukan pagi, siang, sore dan malam. Bisa pakai fitur voice notif hingga pendaftaran lebih mudah.
Simak Video "Demo kenaikan BBM di Kudus Blokir Jalan Sambil Bakar Ban"
(afn/afn)