Kecam Insiden Wadas, Pemuda Katolik Tagih Kapolri Buktikan Presisi

Kecam Insiden Wadas, Pemuda Katolik Tagih Kapolri Buktikan Presisi

Tim detikcom - detikJateng
Kamis, 10 Feb 2022 06:07 WIB
Pengukuran lahan kuari Desa Wadas, polisi amankan puluhan warga.
Pengukuran lahan kuari Desa Wadas, polisi amankan puluhan warga, Selasa (8/2/2022). .(Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng)
Solo -

Aksi penangkapan warga yang kontra atas penambangan andesit oleh polisi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, mendapat respon keras dari Pengurus Pusat Pemuda Katolik. Insiden Wadas dinilai menjadi ironi karena mengorbankan nilai kemanusian atas nama pembangunan.

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma menyatakan sangat mengecam adanya tindakan penangkapan yang dialami oleh warga. Menurut Gusma tidak dapat dibenarkan melakukan tindakan represif dengan mengatasnamakan pembangunan.

"Wadas menjadi ironi bagi kita semua sebagaimana atas nama pembangunan justru mengorbankan nilai kemanusiaan. Pemuda Katolik berdiri berpihak kepada rakyat yang mengalami kesewenang-wenangan dan ketidakadilan," ujar Gusma, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/2).

Gusma meminta Kapolri bertanggungjawab jika dugaan adanya tindak kekerasan dan represif di Wadas terus berlanjut. Pihaknya juga meminta Polri mengusut tuntas dan memberikan sanksi bagi aparat kepolisian jika terbukti ada yang melakukan kekerasan terhadap warga Desa Wadas.

Gusma pun mempertanyakan sekaligus menagih janji visi Presisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit, dimana Polri akan prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan yang disampaikan saat fit and proper test sebagai calon Kapolri. Ini momentum pembuktian bagi Polri yang Presisi.

"Janji Jenderal Listyo waktu itu bagaimana Polri mampu menakar tingkat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui analisis berdasarkan pengetahuan data dan metode yang tepat. Maka untuk itu dengan kasus Wadas ini apakah janji itu sudah ditunaikan?" tutur Gusma.

Pemuda Katolik pun meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan dialog dan memberikan atensi persuasif sehingga tidak terulang kejadian yang serupa. Menurutnya, rembug bersama adalah solusi dari persoalan di Wadas.

Gusma juga sudah menginstruksikan kader dan pengurusnya di Jawa Tengah, khususnya di Purworejo untuk turun ke lapangan, berkoordinasi dan bergabung dalam aliansi perjuangan dalam rangka terlibat dan berpihak dalam kasus Wadas ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Pemuda Katolik Komda Jawa Tengah, Mita Hanna, menyampaikan bahwa dirinya sedang menjalin komunikasi dan koordinasi intens dengan pengurus dan kader di Purworejo. "Pengurus pusat sudah memberikan kami arahan untuk terlibat dalam perjuangan ini, maka kami punya kewajiban mengawal kasus ini sampai tuntas," ungkap Mita.

Menurutnya, Kader Pemuda Katolik di Purworejo secara aktif mengawal dan berkomunikasi secara intens dengan berbagai pihak termasuk dengan warga, organisasi kepemudaan (OKP), Polres, dan pemerintah setempat dalam rangka ikut menjembatani persoalan ini. "Sikap Pemuda Katolik sudah jelas berpihak pada prinsip keadilan dan kemanusiaan," imbuhnya

ADVERTISEMENT

Mita juga meminta Kapolda untuk bertanggungjawab jika sampai terjadi tindak kekerasan kepada warga yang dilakukan oleh anggota kepolisian. "Kapolda harus berani memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat Wadas," tegasnya.




(aku/aku)


Hide Ads