Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa Widyastuti mengklaim telah menutup semua usaha tambak udang yang ada di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Adanya tambak udang di Pulau Karimunjawa diduga menjadi pemicu kerusakan lingkungan alam.
"Data yang kami terima sampai hari ini sudah selesai semua," jelas Widyastuti saat konferensi pers di Kantor Kejaksaan Negeri Jepara, Kamis (13/6/2024).
Dia mengatakan pihaknya memberikan tenggat waktu kepada pengusaha tambak udang sampai periode panen tahun ini. Karena masa panen telah selesai, maka izin operasional tambak udang di Karimunjawa telah ditutup semua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kemarin penyelesaian tambak izin operasional itu sampai selesai panen. Jadi setelah dari pemantauan terakhir sampai hari ini sudah ditutup semua," jelasnya.
Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) Rasio Ridho Sani menambahkan pelaku perusakan lingkungan terutama di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa bakal ditindak tegas. Sebab, Taman Nasional Karimunjawa sangat penting dari segi ekosistemnya.
"Ini tindakan tegas harus kita lakukan untuk (pencegahan) perusakan Taman Nasional Karimunjawa, karena ini sangat penting, ekosistem lautnya, yaitu tindakan kerusakan harus ditangani secara serius," terangRidho.
![]() |
Dia mengatakan pihaknya telah menjerat empat tersangka pengusaha tambak udang di Karimunjawa. Ada ratusan pipa udang yang disita karena menyalahi aturan dan menyebabkan kerusakan lingkungan di Karimunjawa.
"Barang bukti yang kita serahkan kepada Kejaksaan Negeri Jepara terkait dengan barang bukti dan keempat tersangka. Saudara S, MSD, TS, dan SL," ungkap Rasio.
"Barang bukti berupa pipa untuk barang bukti saudara S sebanyak 282 batang, TS ada 400 batang, MSD ada 146 batang, dan Sl ada 175 batang," dia melanjutkan.
Diberitakan sebelumnya Koordinator Lingkar Juang Karimunjawa, Bambang Zakaria mengatakan proyek tambak udang vaname diduga masuk ke Pulau Karimunjawa sejak tahun 2016 silam. Dari data yang diperoleh ada 36 petak tambak udang. Jumlah tersebut terus bertambah sampai sekarang.
"Masyarakat setempat melakukan penolakan terhadap tambak-tambak ilegal itu. Penolakan masyarakat bukan tanpa alasan tetapi karena tambak-tambak yang ada membuang limbahnya langsung ke laut," kata Bang Jack, sapaannya, pada Selasa (19/9/2023).
(apu/ams)