Kasus pembunuhan berencana dengan tiga korban sekeluarga di Mertoyudan, Kabupaten Magelang, beberapa waktu lalu direkonstruksi. Dalam rekonstruksi ini tersangka Dhio Daffa S (22) memperagakan belasan adegan.
Pantauan detikJateng, rekonstruksi digelar di lokasi kejadian, rumah korban dan pelaku, Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Dhio dihadirkan dengan memakai seragam tahanan warna oranye.
Rekonstruksi dihadiri penyidik Polresta Magelang, jaksa Kejaksaan Negeri Kabupaten Magelang, dan penasihat hukum tersangka. Dalam rekonstruksi, tersangka tampak memperagakan adegan dengan tenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rekonstruksi ini, awak media hanya diperbolehkan mengambil gambar saat adegan di teras atau luar rumah. Sedangkan saat di dalam rumah, rekonstruksi tertutup bagi awak media.
"Dari pagi sampai siang ini, rekonstruksi sudah berjalan dengan lancar. Dari pihak penyidik, Kejaksaan, semua sudah mendapatkan gambaran terkait peristiwa mulai dari perencanaan sampai dengan eksekusi sudah ada suatu benang merah," kata Plt Kasat Reskrim Polresta Magelang AKP Setyo Hermawan kepada wartawan di lokasi rekonstruksi, Senin (19/12/2022).
Rekonstruksi ini, kata Setyo, ada sekitar 17 adegan. Rekonstruksi diawali dari proses awal hingga kejadian tersebut.
"Kurang lebih ada sekitar 17 adegan. Sementara masih sama, jadi memang pelaku dari awal sudah menyampaikan semuanya. Tinggal kita di sini membuat proses rangkaian itu sesuai apa yang terjadi," jelas Setyo.
"Tidak ada perbedaan. Sinkronisasi sedikit ada karena mungkin yang bersangkutan lupa terkait posisi, tapi semua sudah sinkron. Semua sudah sama dan kita sudah yakini proses itu untuk penyidikan selanjutnya," ujarnya.
Dalam rekonstruksi ini juga menghadirkan asisten rumah tangga (ART) korban, anak ART, dan salah satu saudara yang mereka sama-sama ikut mengangkat korban sesaat setelah kejadian.
Diberitakan sebelumnya, polisi mengungkap kecurigaan awal terhadap tersangka Dhio Daffa Swadilla (22) sebagai pembunuh keluarganya di Mertoyudan, Magelang. Dhio disebut tidak menunjukkan mimik sedih meski telah kehilangan ayahnya Abas Ashar (58), ibunya Heri Riyani (54), dan kakaknya Dhea Chairunnisa (24).
"Dari awal tersangka terlihat tenang, tidak ada reaksi seperti kehilangan keluarga terdekatnya. Di sana kita sudah merasa curiga, karena dari awal tersangka menolak untuk dilakukan autopsi terhadap keluarganya," kata Plt Kasat Reskrim Polresta Magelang AKP Setyo Hermawan dalam pers rilis di media center Polresta Magelang, Selasa (6/12).
"Dari situ kita lakukan interogasi awal dan kita cek alibinya tidak konsisten sehingga kita yakin memang tersangka ini yang melakukan," sambungnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Setyo menerangkan petugas yang tiba di lokasi pada Senin (28/11) lalu, langsung melakukan pemeriksaan di kamar korban dan dapur. Kala itu petugas menemukan sejumlah kejanggalan terhadap kematian korban.
"Kita merasa di situ ada yang aneh. Kita cek secara mendetail, cek secara teliti di rumah itu dan dapati beberapa fakta-fakta di antaranya ada beberapa gelas bekas minuman di tempat cuci piring. Di sana ada dua sendok makan dan satu sendok teh yang digunakan oleh tersangka untuk mencampur bahan kimia itu," ujar Setyo.
"Akhirnya kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut di kantor dan selama perjalanan di dalam kendaraan. Akhirnya tersangka mengakui bahwa tersangka melakukan pembunuhan terhadap orang tua dan kakak kandungnya," sambungnya.