Polisi mengungkap kecurigaan awal terhadap tersangka Dhio Daffa Swadilla (22) sebagai pembunuh keluarganya di Mertoyudan, Magelang. Dhio disebut tidak menunjukkan mimik sedih meski telah kehilangan ayahnya Abas Ashar (58), ibunya Heri Riyani (54), dan kakaknya Dhea Chairunnisa (24).
"Dari awal tersangka terlihat tenang, tidak ada reaksi seperti kehilangan keluarga terdekatnya. Di sana kita sudah merasa curiga, karena dari awal tersangka menolak untuk dilakukan autopsi terhadap keluarganya," kata Plt Kasat Reskrim Polresta Magelang AKP Setyo Hermawan dalam pers rilis di media center Polresta Magelang, Selasa (6/12/2022).
"Dari situ kita lakukan interogasi awal dan kita cek alibinya tidak konsisten sehingga kita yakin memang tersangka ini yang melakukan," sambungnya.
Setyo menerangkan petugas yang tiba di lokasi pada Senin (28/11) lalu, langsung melakukan pemeriksaan di kamar korban dan dapur. Kala itu petugas menemukan sejumlah kejanggalan terhadap kematian korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita merasa di situ ada yang aneh. Kita cek secara mendetail, cek secara teliti di rumah itu dan dapati beberapa fakta-fakta di antaranya ada beberapa gelas bekas minuman di tempat cuci piring. Di sana ada dua sendok makan dan satu sendok teh yang digunakan oleh tersangka untuk mencampur bahan kimia itu," ujar Setyo.
"Akhirnya kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut di kantor dan selama perjalanan di dalam kendaraan. Akhirnya tersangka mengakui bahwa tersangka melakukan pembunuhan terhadap orang tua dan kakak kandungnya," sambungnya.
Polisi akhirnya melakukan olah TKP lagi dan menemukan sisa-sisa racun. Racun itu ditemukan di dalam mobil yang diparkir di samping rumah korban.
"Setelah itu, kita lakukan olah TKP kembali dan kita dapati sisa-sisa zat kimia di salah satu kendaraan yang parkir di samping rumah. Di sana kita dapati ada sisa zat kimia yang belum sempat dibuka dan sisa zat kimia yang telah digunakan pada pagi harinya," terangnya.
Dalam kasus ini, barang bukti yang diamankan polisi antara lain satu botol plastik berwarna putih yang berisi serbuk kalium sianida. Kemudian tiga gelas kaca, sendok makan, dan satu sendok teh.
Berikutnya, sejumlah arsenik, satu handphone, satu mobil Toyota Innova dengan nopol terpasang K 17 DA dan Toyota Yaris K 899. Kedua pelat mobil tersebut palsu.
Uang Investasi Rp 400 Juta
Sementara itu, tersangka Dhio saat dihadirkan di hadapan awak media tak memperlihatkan wajah penyesalan. Pertanyaan yang disampaikan Plt Kapolresta Magelang AKBP Sajarod Zakun dijawab dengan lantang. Termasuk saat ditanya siapa yang meninggal, Dhio pun menjawab.
"Ayah, ibu, dan kakak kandung," ujar Dhio.
Selengkapnya di halaman berikut....
Dhio mengakui meracun ayah, ibu, dan kakak kandungnya karena sakit hati.
"Karena sakit hati yang terpendam lama. Itu sekitar dari awal SMA, karena kan seperti dianaktirikan," tuturnya.
Dhio pun mengakui, telah merancang untuk meracun keluarganya sejak tanggal 15 November lalu.
Dhio pun masih mengingat pembelian arsenik dan sianida tersebut dilakukan secara online sampai empat kali. Pembelian pertama dilakukan pada Kamis (17/11), kemudian pembelian kedua pada Kamis (24/11). Pembelian ketiga dan keempat bersamaan pada Jumat (25/11).
"Sekitar empat kali," tuturnya.
Ia juga menyebutkan selama ini mendapatkan uang dari orang tuanya. Bahkan pada tahun 2021 pernah meminta uang sebesar Rp 400 juta untuk investasi.
"(Pemicu meracun) Ditagih hasil investasi," kata Dhio tanpa memperlihatkan wajah penyesalan.