Kopda Muslimin, seorang anggota Yon Arhanud 15/DBY menjadi sorotan usai dinyatakan menjadi dalang penembakan istrinya sendiri, Rina Wulandari. Percobaan itu gagal, Rina selamat meski mendapat dua tembakan di perutnya. Kopda Muslimin justru ditemukan tewas usai menenggak racun.
Berikut fakta-fakta perjalanan kasus Kopda Muslimin yang dirangkum detikJateng hingga Rabu (14/12/2022).
Eksekutor Tembak Istri Kopda Muslimin di Depan Rumah
Kasus ini berawal dari penembakan yang dilakukan empat orang yakni Sugiono alias Babi warga Kabupaten Demak, Ponco Aji Nugroho warga Semarang, Supriyono alias Sirun warga Semarang, dan Agus Santoso alias Gondrong warga Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Keempatnya beraksi di depan rumah Kopda Muslimin, Jalan Cemara 3, Banyumanik, Semarang pada Senin 18 Juli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sugiono alias Babi, disuruh melakukan penembakan pada saat RW (Rina Wulandari) akan berangkat menjemput pulang sekolah anaknya antara jam 11.30 WIB sampai 12.00 WIB," kata Jaksa Penuntut Umum Gilang Prama Jasa saat persidangan di Pengadilan Negeri Semarang, Jalan Siliwangi, Selasa (6/12/2022).
Pada pukul 11.50 WIB, komplotan itu beraksi di depan rumah korban. Babi yang dibonceng oleh Ponco lalu menghampiri korban yang baru datang. Korban berboncengan motor dengan anaknya.
Ponco melepas tembakan ke perut korban kemudian pergi. Rina pun lolos dari maut setelah terkena 2 dari 3 tembakan yang dilepaskan pelaku.
Penembakan Terekam CCTV
Aksi pelaku ternyata terekam oleh CCTV milik warga. Saat itu, terlihat jelas bagaimana keempat orang itu melakukan aksinya.
Dalan rekaman CCTV, terlihat pelaku sudah menunggu Rina di pertigaan dekat rumahnya. Pelaku yang masih di atas motor, kemudian menembak Rina yang baru sampai di depan rumahnya.
Rina pun sempat melawan dan melindungi anaknya yang masih SD. Rina melawan dengan memukulkan tas yang dipegangnya kepada eksekutor.
Satu per Satu Pelaku Ditangkap
Percobaan pembunuhan istri Kopda Muslimin sempat menjadi misteri. Kasus ini, mulai terungkap saat satu per satu pelaku mulai ditangkap. Hanya butuh tiga hari bagi polisi untuk mulai menangkap pelaku.
Polisi pun menyatakan ada lima orang yang terlibat dalam kasus ini. Selain keempat orang eksekutor, satu orang atas nama Dwi Sulistyo dinyatakan bersalah karena kepemilikan senjata api.
Selengkapnya di halaman berikut....
"Tanggal 21 pukul 20.00 WIB, Sugiono kita lakukan penangkapan. Pukul 13.00 Agus Santoso, satu tim dua orang kita lakukan pengamanan. Kemudian hari berikutnya dua orang kita amankan berikut penyedian senjata api," kata Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi saat ungkap kasus di Mapolda Jateng, Semarang, Senin (25/7).
Keempat pelaku juga sudah disidangkan dan didakwa pasal pembunuhan berencana. Sedangkan pemilik senjata didakwa atas kepemilikan senjata.
Terungkapnya Kopda Muslimin sebagai Otak Pelaku
Pada 22 Juli, Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa mengumumkan Kopda Muslimin terlibat dalam penembakan itu. Dia dinyatakan menjadi otak pelaku.
"Iya, itu karena kan sudah pemeriksaan bukan hanya saksi, tapi juga dari elektronik dan semuanya mengarah ke sana. Jadi itulah yang kami dapatkan sejauh ini," kata Andika kepada wartawan di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (22/7).
Namun, Kopda Muslimin menghilang usai membawa istrinya ke rumah sakit setelah ditembak.
"Hanya sekarang kan suami korban ini at large atau lari, dan ini sedang kita cari. Tapi kita tak akan berhenti. Kita sudah memiliki saksi-saksi," jelasnya.
Perselingkuhan Jadi Motif Berulang Kali Rencana Bunuh Istri
Polisi mengungkap bahwa rencana pembunuhan itu karena Kopda Muslimin memiliki wanita simpanan atau selingkuh. Kopda Muslimin, bahkan sempat mengajak pacarnya itu melarikan diri namun ditolak.
"Motifnya punya pacar lagi, jadi dari pemeriksaan saksi di antaranya saksi W itu pacarnya" kata Ahmad Luthfi menjawab pertanyaan wartawan dalam jumpa pers di Mapolda Jateng, Senin (25/7).
Kopda Muslimin disebut menjanjikan upah Rp 120 juta untuk keempat eksekutor istrinya itu. Mereka juga akan diberikan mobil untuk melarikan diri.
Tak hanya sekali, upaya membunuh Rina Wulandari ternyata sudah pernah dilakukan sebelumnya. Hasil pemeriksaan polisi, setidaknya ada tiga rencana yang disiapkan Kopda Muslimin.
"Jadi sebelumnya itu, satu bulan yang lalu keterangan saksi keterangan ya belum kita cross check, dia sudah memerintahkan Babi untuk meracun, yang kedua mencuri, jadi pura-pura mencuri yg jelas targetnya itu istrinya mati. kemudian yang ketiga dia menggunakan santet, tapi belum kita cross check pada suami (Kopda Muslimin), masih dalam pencarian," kata Luthfi.
Kopda Muslimin Ditemukan Tewas Menenggak Racun
Menghilang dalam pelarian, Kopda Muslimin justru ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kendal pada 28 Juli lalu. Pihak berwenang menyatakan Kopda Muslimin tewas karena racun.
"Dari hasil pemeriksaan toksikologi ditemukan antara lain baik dari sampel urine, otak kecil, batang otak, ginjal kiri, jantung, dan paru kiri positif mengandung racun sianida. Sedangkan sampel darah, otak besar, lambung, hati, ginjal kanan juga positif mengandung sianida," kata Bambang dalam siaran pers yang diterima detikJateng, Kamis (1/9).
Selengkapnya di halaman berikut.
Kopda Muslimin sempat pulang ke rumah orang tuanya saat pagi hari. Sebelum menenggak racun, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada orang tuanya.
"Sehingga diduga kuat Kopda M meninggal dunia karena bunuh diri dengan mengkonsumsi racun," tegasnya.
Kondisi Terkini Istri Kopda Muslimin
Istri Kopda Muslimin, Rina Wulandari, terakhir tampil di publik saat memberi kesaksian dalam persidangan empat terdakwa yang mencoba membunuh dirinya pada 14 Desember. Sempat dirawat selama dua bulan, kondisi Rina Wulandadi ternyata belum pulih.
Rina masih harus menggunakan kursi roda menuju ruang sidang. Suaranya pun tak terdengar karena lehernya masih terdapat lubang bekas operasi.
Dia, juga harus ditemani sejumlah petugas untuk datang ke persidangan. Petugas itu, membawa tabung oksigen untuk mengantisipasi menurunnya kesehatan Rina.
Rina, juga masih akan mendapat penanganan rumah sakit untuk pemulihan. Belum ada yang bisa memastikan kapan kondisi Rina akan mulai pulih.
Dalam kesaksiannya, dia juga tak mengetahui bahwa dirinya diselingkuhi. Rina masih menganggap rumah tangganya baik-baik saja hingga dirinya mendapat kabar bahwa otak pelaku penembakan itu merupakan suaminya.
"Tidak ada (kecurigaan), di rumah baik-baik saja," ujarnya.