Kesedihan nampak di wajah Dwi Wito Waluyo, ayah DWW (15) santri Pondok Pesantren (Ponpes) Ta'mirul Islam Kabupaten Sragen yang meninggal usai mendapatkan hukuman dari seniornya, MHRR (16). Dwi berharap kasus ini diproses hukum hingga tuntas.
"Harapan saya, proses hukum tetap berjalan," kata Dwi saat ditemui di Mapolres Sragen, Rabu (23/11/2022).
Dwi kembali dimintai keterangan di Mapolres Sragen sebagai pelapor kasus tewasnya sang anak. Setelah memberikan keterangan di Satreskrim Polres Sragen, dirinya kepada wartawan menyebut anaknya tewas setelah mendapat hukuman dari senior.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kronologinya ya melanggar aturan piket," ucapnya.
Tak banyak memberikan keterangan kepada wartawan, Dwi kemudian meminta izin untuk meninggal Polres Sragen. Dia dimintai keterangan bersama kakek korban, Nurhadi.
Dihubungi terpisah, anggota Forum Masyayikh Ponpes Ta'mirul Islam, Muhammad Wazir Tamam, pihak Ponpes telah menemui orang tua korban di Ngawi. Diketahui DWW merupakan anak tunggal.
"Betul (anak tunggal). Jadi keluarganya sangat berduka sekali," ujarnya.
(rih/ahr)