Pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Ta'mirul Islam, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen buka suara atas tewasnya salah satu santri berinisial DWW (15), asal Ngawi, Jawa Timur. Dia diduga meninggal usai dianiaya seniornya berinisial MHRR (16).
Anggota Forum Masyayikh Ponpes Ta'mirul Islam, Muhammad Wazir Tamam mengatakan, pihaknya telah memberikan pernyataan tertulis. Pernyataan itu ditandatangani oleh Pimpinan Ponpes, Muhhad Halim pada Selasa (22/11).
Wazir Tamam enggan memberikan pernyataan tambahan terkait hal tersebut. Menurutnya, semuanya sudah dijelaskan dalam pernyataan tertulis itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai tertulis di selebaran itu. Itu tertulis resmi dan ditandatangani oleh bapak pimpinan," kata Muhammad Wazir Tamam saat dihubungi awak media, Rabu (23/11/2022).
Dalam pernyataan itu, pihak Ponpes memberikan enam poin maklumat terkait meninggalnya DWW. Berikut isi lengkap maklumat tersebut.
Kami segenap Pengasuh dan Pengajar di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas masukan, saran, bahkan kritikan dari seluruh lapisan masyarakat berkaitan peristiwa meninggalnya Ananda kami Da**a Wa**if Wa**yo dari Ngawi. Ini semua akan kami jadikan catatan dan pelajaran berharga buat segenap Pengasuh dan Pengajar di Pondok Pesantren Ta'mirul islam. Dan dalam kesempatan ini, Pimpinan Pondok Pesantren Ta'mirul Islam menyampaikan beberapa hal penting, yaitu sebagai berikut:
Pertama, Pimpinan Pondok Pesantren Ta'mirul Islam memohon maaf dan belasungkawa atas meninggalnya ananda Da**a Wa**if Wa**yo serta penyesalan yang sebesar-besarnya atas meninggalnya almarhum kepada Orangtua dan keluarga almarhum. Kami berharap agar peristiwa kekerasan serupa yang dilakukan oleh senior/kakak kelas/teman tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Kedua, bahwa seluruh santri adalah anak-anak kami, amanah dan titipan dari para orang tua untuk kami asuh dan didik. Demikian juga dengan ananda Da**a Wa**if Wa**yo . Almarhum adalah anak kami. Wafatnya almarhum merupakan duka cita dan kesedihan yang mendalam bagi kami.
Hari-hari ini adalah ayyamul huzni (hari penuh kesedihan) bagi kami seluruh Keluarga Besar Pondok Pesantren Ta'mirul islam, bukan hanya bagi orang tua almarhum dan keluarga almarhum, tapi juga bagi kami para Pengasuh, Asatidz, ratusan santri, bahkan seluruh Alumni dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Ta'mirul Islam di mana pun berada. Wafatnya almarhum adalah kesedihan bagi kita semua. InsyaAllah almarhum wafat sebagai syahid fii sabilillah.
Ketiga, Pimpinan Pondok Pesantren Ta'mirul Islam mengajak seluruh Santri, Asatidz, Alumni, dan Wali Santri Ta'mirul Islam di manapun berada, mari kita bacakan doa, Alfatihah dan Yasin, secara serentak untuk almarhum Da**a Wa**if Wa**yo , serta doa untuk kebaikan keluarga almarhum dan Pondok Pesantren Ta'mirul Islam. Semoga Allah selalu mengampuni dan meridhoi kita semua. Amin Yaa Robbal 'Alamiin.
Keempat, bahwa sesungguhnya kekerasan di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam dalam bentuk apapun, baik untuk menegakkan disiplin ataupun pemberian hukuman adalah dilarang. Adapun kekerasan yang terjadi adalah sebuah pengkhianatan terhadap amanat yang kami berikan, dan tindakan kekerasan yang berujung pada wafatnya ananda kami Ini, adalah dilakukan oleh satu orang.
Selengkapnya baca halaman berikutnya...
Kelima, Kami berkomitmen kuat untuk menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dengan mengikuti setiap proses hukum yang ada bersama dengan keluarga almarhum dan aparat kepolisian. Dan sebagai bentuk komitmen itu, alhamdulillah telah dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan oleh Kepolisian Resor Sragen. Dan atas nama Pimpinan Pondok Pesantren Ta'mirul Islam, kami ucapkan terima kasih kepada Kapolres Sragen berikut jajarannya.
Keenam, kami tegaskan sekali lagi di sini, bahwa kamu tidak memungkiri terkait adanya dugaan tindakan kekerasan yang berujung pada wafatnya santri kami, ananda Daffa Washif Waluyo. Adapun kronologis kejadian, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian, termasuk terkait motif di balik dugaan kekerasan yang berujung pada wafatnya santri kami.
Sebagai wujud komitmen kami, pelaku kekerasan akan kami keluarkan dan kami kembalikan ke orang tua. Dan selanjutnya kami akan tetap bekerja sama dengan kepolisian terkait penyelesaian masalah ini.
Diberitakan sebelumnya, seorang santri di Ponpes Ta'mirul Islam Sragen bernama DWW tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Dia diduga tewas usai menerima kekerasan dari salah satu seniornya.
Saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh Polres Sragen.