Detik-detik Penganiayaan Tewaskan Santri Ponpes di Sragen

Detik-detik Penganiayaan Tewaskan Santri Ponpes di Sragen

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Rabu, 23 Nov 2022 17:40 WIB
Ilustrasi penganiayaan (dok detikcom)
Ilustrasi penganiayaan. Foto: Ilustrasi pengeroyokan (dok detikcom).
Sragen -

Seorang santri di pondok pesantren Sragen, DWW (15) tewas. Diduga sebelum meninggal, korban mendapatkan kekerasan dari seniornya MHRR (16) yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Berikut detik-detik penganiayaan yang menewaskan DWW.

Awal kejadian DWW dipanggil oleh seniornya. Dari pemanggilan itu, korban pun Korban dianiaya oleh MHRR (16) hingga meninggal dunia. Kakek korban, Nurhuda (66) mengatakan, cucunya dipanggil di Aula Ponpes, untuk diberikan hukuman.

"Katanya DWW tidak mengerjakan piket atau apa, lalu diberikan sanksi oleh seniornya," kara Nurhuda, saat ditemui di Mapolres Sragen, Rabu (23/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menghukum juniornya, santri senior memberikan opsi sanksi ringan atau sanksi berat. Sanksi ringan berupa bersih-bersih, sementara sanksi berat berupa hukuman fisik.

"Saksi ringan berupa bersih-bersih selama 1 minggu. Tapi si DWW minta sanksi hukuman cepat, disuruh push up tidak mau, lalu ditendang dan dipukul," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Korban dipukul dibagian dada. Sementara untuk tendangan, Nurhuda tidak mengetahui mengenai bagian tubuh apa. Akibat penganiayaan itu, korban terkapar hingga pingsan.

"DWW terkapar setelah ditendang, mau dibawa tidak boleh sama seniornya yang tadi, lalu dibawa ke klinik," ucapnya.

Terpisah, Kasi Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujianto mengatakan, setelah korban pingsan, pelaku kemudian memanggil salah seorang ustaz di Ponpes tersebut.

"Lalu Ustadz mengambil tindakan untuk di bawah ke klinik medika yang menjadi langganan Ponpes. Dari klinik tidak sanggup, akhirnya korban dirujuk ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Masaran. Dalam perjalanan korban sudah meninggal dunia," ujarnya.

Pihak Ponpes lalu menghubungi pihak keluarga korban di Ngawi, Jawa Timur. Korban dimakamkan pada Minggu (20/11) malam.

Diberitakan sebelumnya, seorang santri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Sragen meninggal dunia. Diduga santri tersebut mendapatkan perlakuan keras dari seniornya.

Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama melalui Kasi Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujianto membenarkan kejadian itu. Ia menyampaikan kejadian itu terjadi pada Sabtu (19/11) malam. Sementara santri yang tewas berinisial DWW (14) asal Ngawi, Jawa Timur.

"Sementara kita proses di Polres Sragen, tentunya baru proses penyelidikan. Tapi yang pasti, sudah kami tindaklanjuti," kata dia saat dihubungi detikJateng, Selasa (22/11).

Ia menuturkan, sebelum korban tewas, dia sempat mendapatkan pembinaan yang keras dari seniornya. Bahkan, korban sempat dipukul.

"Itu tindakan senior ke juniornya, tidak ada unsur dendam. Istilahnya, kayak tradisi indisipliner dari senior kepada junior," ucapnya.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads