Harapan Baru Pengungkapan Kasus Mutilasi Iwan PNS Semarang

Round-Up

Harapan Baru Pengungkapan Kasus Mutilasi Iwan PNS Semarang

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 16 Nov 2022 07:00 WIB
Keluarga Iwan Boedi dan sejumlah masyarakat melakukan doa bersama di TKP penemuan jasad, kawasan Marina, Semarang, Selasa (15/11/2022).
Keluarga Iwan PNS Semarang dan sejumlah masyarakat melakukan doa bersama di TKP penemuan jasad Iwan, kawasan Marina, Semarang, Selasa (15/11/2022). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Pengacara keluarga PNS Bapenda Kota Semarang Paulus Iwan Boedi Prasetijo, Yunantyo Adi Setyawan, mengungkapkan pihaknya telah beraudiensi dengan Pomdam IV/Diponegoro. Disebutkan Pomdam TNI akan terbuka dan akan membantu pihak terkait untuk mengungkap kasus ini.

"Pada hari Selasa pekan lalu, saya dan tim kecil audiensi dengan Komandan Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro dan Wakil Komandan Pomdam Diponegoro, Pak Kolonel Rinoso Budi dan Letkol Khoirun," kata Yunantyo saat ditemui di TKP penemuan jasad Iwan di kawasan Marina, Kota Semarang, Selasa (15/11/2022). Yas, sapaan Yunantyo, mengungkap hasil pertemuan dengan Pomdam.

Yas mengungkapkan dalam pertemuan itu Pomdam telah berkomitmen untuk mendukung pengungkapan kasus tewasnya Iwan Boedi. Pomdam juga akan terbuka kepada keluarga terhadap perkembangan kasus ini.

"Intinya Pomdam TNI akan terbuka, dan akan membantu untuk mencari pelakunya karena nama TNI dipertaruhkan dalam kasus ini," jelasnya.

Pihak kepolisian, lanjut Yas mengungkapkan hasil pertemuan dengan Pomdam, juga dipersilakan untuk memeriksa anggota TNI di Mapomda IV/Diponegoro berkaitan dengan kasus tersebut. Dengan komitmen Pomdam IV/Diponegoro itu, Yas beranggapan bahwa adanya kemungkinan gesekan antarinstansi sudah teratasi.

"Kekhawatiran mungkin adanya gesekan antara Polri dan TNI di sini tampaknya mulai teratasi," ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Yas juga mendapat informasi bila Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa ikut mengawal kasus ini.

"Disampaikan bahwa hampir setiap minggu Panglima TNI menanyakan perkembangan kasus ini dan kasus ini harus diungkap," ungkapnya.

Surat Direspons Presiden

Yas juga mengungkap surat yang dikirim ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta keadilan sudah mendapat respons. Disebutnya, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) telah membentuk tim untuk menggali informasi terkait kasus tersebut.

"Deputi V Kantor Staf Presiden membentuk tim untuk mengusut, mengumpulkan data, supaya permasalahan ini nanti bisa dikoordinasikan ke Presiden. Mungkin setelah itu dikoordinasikan dengan Panglima dan Kapolri," jelasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Adapun surat dari keluarga Iwan yang rencananya ditujukan ke Panglima TNI belum jadi dikirimkan. Yas berujar, surat itu rencananya akan dikirim dalam waktu dekat. Pihaknya juga akan meminta bantuan dari relasi keluarga untuk bisa bertemu dengan Panglima TNI.

"Karena Mbak Saras (anak sulung Iwan) saat membacakan surat ke presiden di tempat romo itu ada kendala batin, sehingga mungkin dalam sehari dua hari ini kami akan mewakili keluarga untuk menyampaikan surat ke panglima," ujar Yunantyo.

Informasi terakhir yang diterimanya, Polrestabes Semarang menyampaikan bahwa kasus ini sudah menemui titik terang. Ia berharap kasus ini bisa terungkap sebelum tiga bulan tewasnya Iwan Boedi.

"Koordinasi kami dengan Polrestabes sampai akhir minggu lalu, itu tampaknya sudah menguat, mengarah ke pelaku, yang mungkin alat buktinya juga sudah mulai menguat, hanya secara substansi alangkah baiknya Kapolres atau Pak Kasat yang menyampaikan," jelasnya.

Istri Iwan Berterima Kasih Dukungan Semua Pihak

Sementara itu, istri Iwan, Theresia Onee, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang selama ini mengawal kasus tersebut.

"Dengan semakin banyaknya doa dan dukungan, setidaknya membuat kami merasa bersyukur bahwa kami tidak sendirian, kiranya Tuhan senantiasa mendukung dan mendampingi kita semua," kata Onee di kesempatan yang sama.

Sebagai informasi, sudah lebih dari dua bulan kasus pembunuhan Iwan Boedi masih belum terungkap. Belum diketahui siapa pelaku pembunuhan itu dan apa motifnya.

Pihak keluarga menduga ada obstruction of justice atau perintangan penyidikan yang membuat kasus ini sulit terungkap. Keluarga pun sempat mengirim surat ke Presiden Joko Widodo untuk meminta keadilan.

(rih/ahr)


Hide Ads