Keluarga PNS Bapenda Semarang korban mutilasi, Paulus Iwan Boedi, pernah mengirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta keadilan. Pihak keluarga mengaku surat tersebut sudah mendapat respons.
Pengacara keluarga Iwan, Yunantyo Adi Setyawan mengatakan Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) telah membentuk tim untuk menggali informasi terkait kasus tersebut.
"Deputi V Kantor Staf Presiden membentuk tim untuk mengusut, mengumpulkan data, supaya permasalahan ini nanti bisa dikoordinasikan ke Presiden. Mungkin setelah itu dikoordinasikan dengan Panglima dan Kapolri," kata Yunantyo kepada wartawan di TKP tewasnya Iwan Boedi, kawasan Marina, Semarang, Selasa (15/11/2022).
Adapun surat dari keluarga Iwan yang rencananya ditujukan ke Panglima TNI belum jadi dikirimkan. Yunantyo berujar, surat itu rencananya akan dikirim dalam waktu dekat. Pihaknya juga akan meminta bantuan dari relasi keluarga untuk bisa bertemu dengan Panglima TNI.
"Karena Mbak Saras (anak sulung Iwan) saat membacakan surat ke presiden di tempat romo itu ada kendala batin, sehingga mungkin dalam sehari dua hari ini kami akan mewakili keluarga untuk menyampaikan surat ke panglima," ujar Yunantyo.
Dia menambahkan, pihaknya sudah beraudiensi dengan Pomdam IV/Diponegoro. Pihaknya, juga terus menjalin komunikasi dengan kepolisian.
Informasi terakhir yang diterimanya, Polrestabes Semarang menyampaikan bahwa kasus ini sudah menemui titik terang. Ia berharap kasus ini bisa terungkap sebelum tiga bulan tewasnya Iwan Boedi.
"Koordinasi kami dengan Polrestabes sampai akhir minggu lalu, itu tampaknya sudah menguat, mengarah ke pelaku, yang mungkin alat buktinya juga sudah mulai menguat, hanya secara substansi alangkah baiknya Kapolres atau Pak Kasat yang menyampaikan," jelas Yunantyo.
(dil/apl)