Ferdy Sambo Saat Tegur Penyidik Cecar Eliezer: Dia Sudah Bela Keluarga Saya

Nasional

Ferdy Sambo Saat Tegur Penyidik Cecar Eliezer: Dia Sudah Bela Keluarga Saya

Tim detikNews - detikJateng
Jumat, 04 Nov 2022 15:53 WIB
Ferdy Sambo selalu membawa buku berwarna hitamnya dalam sidang. Sementara Putri Candrawathi hari terlihat membawa map plastik berwarna oranye.
Ferdy Sambo (Grandyos Zafna/detikcom)
Solo -

Penyidik Polres Jakarta Selatan mengungkap tekanan dari Ferdy Sambo saat memeriksa Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E terkait tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat. Seperti apa aksi Sambo?

Dilansir detikNews, Jumat (4/11/2022), penyidik Polres Jakarta Selatan itu adalah AKP Rifaizal Samual. Pengakuan ini disampaikan Samual saat bersaksi di kasus perintangan penyidikan dengan terdakwa AKP Irfan Widyanto di PN Jaksel, Kamis (3/11).

Samual mengaku merasa tertekan saat memeriksa Richard karena di belakang Richard ada Ferdy Sambo. Ferdy Sambo saat itu memiliki jabatan penting sebagai Kadiv Propam Polri dan berpangkat Irjen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Interogasi Eliezer, Ricky, dan Kuat Ma'ruf di TKP

Mulanya, Samual menjelaskan dia melakukan olah TKP seusai peristiwa penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga pada 8 Juli lalu. Samual mengaku menginterogasi tiga orang di TKP, yakni Bharada Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

ADVERTISEMENT

"Saya tanyakan pada saat itu 'siapa yang menembak?'. (Dijawab Eliezer) 'Siap, saya komandan' saya lakukan interogasi singkat 'Di mana kamu lakukan menembak?' (Dijawab) 'Siap, di lantai dua, dia turun ke bawah'," terang Samual.

Samual mengaku terus mencecar Eliezer tentang peristiwa yang saat itu disebut tembak-menembak.

Tiba-tiba Dipanggil Ferdy Sambo

Dalam proses interogasi itu, Samual tiba-tiba dipanggil Ferdy Sambo. "'Kemudian kamu lihat posisi almarhum? Coba kamu praktikkan seperti apa?' Kemudian dia menjelaskan ke saya, meyakinkan saya sebagai penyidik peristiwa tembak-menembak. Dalam proses saya menanyakan ke Richard, saya dipanggil Ferdy Sambo," ujarnya.

Dia mengatakan Ferdy Sambo mulanya mempertanyakan identitas Samual dan kapan lulus dari Akademi Kepolisian. Samual menjawab dirinya lulus Akpol pada 2013.

"(Ferdy Sambo bilang) 'Dinda, sini kamu'. (Saya jawab) 'Perintah, Jenderal'. (Sambo bertanya) 'Kamu Akpol berapa?'. (Saya jawab) 'Siap, saya 2013, perintah untuk kami, Jenderal'," ucap Samual.

Dia mengatakan Ferdy Sambo kemudian memintanya tidak bersuara kencang saat menginterogasi Eliezer. Sambo saat itu mengatakan Eliezer sudah membela keluarganya dan khawatir psikologi Eliezer terganggu.

"Kemudian dia menyampaikan, 'Kamu jangan kenceng-kenceng nanyanya ke Richard, dia sudah bela keluarga saya. Kalau kamu nanyanya begitu, dia baru mengalami peristiwa membuat psikologinya terganggu. Bisa ya?'. (Saya jawab) 'Siap, bisa, Jenderal'," kata Samual.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....

"Jadi pada saat itu kami merasa mungkin saya yang salah karena saya bertanya terlalu keras dan mencecar Adik Richard," tambahnya.

Penyidik Merasa Takut

Selain itu, Samual juga mengaku merasa takut. Samual merasa tidak memiliki kebebasan saat memeriksa Richard Eliezer.

"(Richard Eliezer cerita) setelah peristiwa di Magelang, kami mendapatkan penyampaian langsung dari Pak FS saat itu bahwa 'untuk peristiwa di Magelang tidak usah diumbar ke mana-mana karena itu merupakan aib keluarga saya'," kata Samual.

Karena perkataan itulah, Samual merasa tidak berani lebih jauh mendalami peristiwa penembakan Yosua. Samual merasa itu ranah sensitif Sambo.

"Kami menyadari bahwa ketika hal sensitif itu kami tidak bisa, tidak berani banyak bertanya kepada saksi pada saat itu," ucap Samual.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads