Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) disebut-sebut menemukan sepucuk surat di TKP penemuan mayat PNS Bapenda Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetyo. Ternyata surat itu ditulis oleh anak Iwan jelang pemakaman ayahnya.
Anak Iwan, Theresia Alfita Saraswati, mengakui dirinya menulis surat yang ditujukan kepada ayahnya yang sudah meninggal itu. Ia juga menceritakan isi dari pesan tersebut.
"Itu saya yang buat, itu saya kasih waktu tabur bunga terakhir sebelum pemakamannya papa," kata Saras saat dihubungi wartawan, Minggu (2/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu surat isi hati saya buat papa ya, jadi di surat itu intinya kita mengajak jiwanya papa keluar dari tempat itu karena sebentar lagi kan mendekati pemakaman. Pada saat saya taruh surat itu jadi harapan saya, saya juga berdoa sambil ngasih surat itu," jelasnya.
Dalam surat itu, sambung Saras, dia juga memohon maaf kepada ayahnya bila selama ini dirinya memiliki kesalahan. Di surat itu juga tertulis harapan Saras agar jiwa ayahnya bisa tenang.
"Intinya dari keluarga itu mengajak papa pulang ke pemakaman supaya jiwanya tenang dan saya sendiri minta maaf ke papa kalau misal semasa hidup ini saya sering buat banyak kesalahan ke papa. Terus dari pihak keluarga terutama saya juga sudah memaafkan papa kalau misal papa ada kesalahan semasa hidupnya," lanjutnya.
"Terus di surat itu juga ada ucapan terima kasih atas pengorbanan cinta kasih papa ke keluarga terutama ke saya sejak lahir gitu."
Saras menyebut trauma atas kematian ayahnya itu bisa membekas seumur hidup bagi keluarganya. Bahkan hingga kini dirinya terkadang masih tidak percaya bila ayahnya sudah tiada.
"Kalau untuk trauma pastinya nanti akan seumur hidup ya, bahkan untuk sampai saat ini kadang tuh kalau kita bangun tidur itu masih nggak percaya kalau papa tuh sudah nggak ada, apa lagi caranya dengan cara yang kaya gitu yah," jelasnya.
Hingga kini keluarga masih berharap agar kasus pembunuhan Iwan bisa segera terungkap. Namun, apabila kasus ini tidak terungkap, dirinya yakin perbuatan pelaku akan tetap mendapat balasan.
"Walaupun saat ini mungkin kalian masih tenang-tenang saja, masih bsia makan, masih bisa tidur nyenyak mungkin, harapan kami kalian akan segera tertangkap dan juga bisa dihukum duniawi, dihukum secara duniawi ada. Walaupun nantinya kalian bisa lolos atas trik atau manipulasi kalian, dari pihak keluarga sendiri yakin kalau hukum karma tidak pernah salah alamat," katanya.
(apl/dil)