7 Fakta Misteri Pembunuhan Sadis Diduga PNS Semarang Saksi Korupsi

Round-Up

7 Fakta Misteri Pembunuhan Sadis Diduga PNS Semarang Saksi Korupsi

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 13 Sep 2022 05:30 WIB
Anjing pelacak dikerahkan untuk mencari bagian tubuh yang hilang dari mayat terbakar di kawasan Marina, Kota Semarang, Jumat (9/9/2022).
Anjing pelacak dikerahkan untuk mencari bagian tubuh yang hilang dari mayat terbakar di kawasan Marina, Kota Semarang, Jumat (9/9/2022). (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Solo -

Seorang PNS Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetyo (51) dilaporkan hilang sejak Rabu (24/8). Iwan, sapaan akrabnya, hilang sehari jelang diklarifikasi terkait kasus korupsi alih lahan Pemkot Semarang.

Di tengah pencarian Iwan, ditemukan mayat terbakar di kawasan Marina, Kamis (8/9). Berdasarkan bukti di TKP, polisi menduga mayat tersebut adalah Iwan.

Berikut fakta-fakta sejauh ini terkait misteri dugaan pembunuhan PNS Bapenda saksi kasus korupsi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Saksi Kasus Korupsi

Polisi sempat berkomunikasi dengan Iwan yang disebut cukup kooperatif sebagai saksi. Direkur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Dwi Subagio menyebut pihaknya sudah sekitar dua kali berkomunikasi dengan Iwan.

"Iya bisa jadi dua kali (sudah komunikasi), kita komunikasi baik-baik, ketemu, baik telepon juga," katanya saat dihubungi, Senin (12/9/2022).

ADVERTISEMENT

2. Hilang Jelang Di-BAP

Bahkan agenda pemeriksaan di tanggal 25 Agustus merupakan kesepakatan antara Iwan dan polisi. Namun, Iwan tiba-tiba tak bisa dihubungi jelang pemeriksaan secara resmi.

"Tanggal 25 itu kita sudah sepakat, ayo kita buatkan pemeriksaan, kita buatkan surat untuk tanggal 25 untuk pemeriksaan di kantor," katanya.

"Iya, mau di-BAP hilang," katanya menegaskan.

3. Bukan Saksi Pelapor

Dwi Subagio menjelaskan bila Iwan bukanlah saksi pelapor. Iwan merupakan saksi yang disebutkan dalam aduan masyarakat terkait korupsi alih aset di Pemkot Semarang.

"Tidak, dia bukan saksi pelapor tapi dia kooperatif," jelasnya.

4. Kasus Alih Aset Pemkot Semarang Tahun 2010

Kasus korupsi yang menyeret nama Iwan diketahui merupakan kasus alih aset tahun 2010. Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin membenarkan ada panggilan klarifikasi untuk Iwan. Hingga Jumat (9/9), dari pegawai Pemkot Semarang baru Iwan yang dipanggil.

"Baru Pak Iwan yang dipanggil dari staf Pemerintah Kota (Pemkot Semarang)," kata Iswar saat dihubungi, Jumat (9/9) lalu.

Iswar menjelaskan pada tahun 2010 terdapat hibah tanah dari perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) di Kecamatan Mijen kepada Pemkot Semarang. Bidang tanah yang dihibahkan cukup luas dan biaya alih sertifikat mencapai miliaran rupiah.

"Jadi anggarannya ada berapa ya, Rp 3 miliar, saya nggak hafal tapi baru digunakan sebanyak Rp 300 atau 400 juta, untuk tim dan kepengurusan dan sebagainya, karena memang bidangnya sangat besar. Jadi anggaran Rp 3 miliar tidak dihabiskan," jelasnya.

Di tahun itu, DPKAD disebut sudah melaporkan surat pertanggungjawaban (SPJ) dan dinilai tidak ada masalah. Hasil audit dari BPK juga menunjukkan hal yang sama.

"Kan kami sendiri diaudit oleh BPK, di audit internal juga ada Inspektorat. Tidak ada temuan sih terkait itu, dulu ya, dulu tahun 2010," ujarnya.

Iwan diduga dibunuh. Simak di halaman selanjutnya...

5. Keterlibatan Iwan Diragukan

Di tahun 2010 atau 12 tahun lalu, Iwan masih menjabat sebagai staf. Posisi Iwan sebagai staf membuat Iswar meragukan keterlibatannya.

"Kalau saya pikir ya nggak (terlibat) orang dia dulu masih staf," kata Iswar.

Sebagai informasi, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang merupakan pecahan dari DPKAD dan berdiri tahun 2016. Saat ini, Iwan menjabat sebagai jabatan fungsional Analis Kebijakan Muda di Bapenda.

6. Progres Penyelidikan Kasus Korupsi

Polisi masih mendalami kasus itu dan akan kembali menggali keterangan dari berbagai pihak termasuk Pemkot Semarang.

"Ada, semua pihak yang terkait, yang mengetahui, yang ada dalam lingkungan itu juga kami akan mintai keterangan," jelasnya.

"Yang pasti ada atau tidak ada Iwan kami tetap melakukan proses, pihak-pihak yang terkait pasti akan kami minta keterangan," lanjutnya.

Meski sudah memeriksa sejumlah saksi, kasus tersebut belum naik ke penyidikan atau mendapat Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP).

"Belum (SPDP)," kata Dwi Subagio.

7. Iwan Diduga Dibunuh-Dibakar

Hingga akhirnya, ditemukan sesosok mayat hangus diduga Iwan di kawasan Marina, Kota Semarang, pada Kamis (8/9) lalu. Kondisi mayat tidak ada kepala, kaki kanan, dan tangan mulai dari pergelangan.

Dugaan identitas mayat itu Iwan muncul karena nomor polisi motor yang hangus sama dengan yang dibawa Iwan saat terakhir pergi tanggal 24 Agustus 2022 sebelum dinyatakan hilang. Selain itu ada name tag ".. wan Budi P... ". Polisi juga menemukan dugaan pembunuhan, selain itu dari pemeriksaan sementara mengarah pada korban sudah tewas sebelum terbakar.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes M Iqbal Alqudusy mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara, korban diduga dibunuh terlebih dahulu lalu mayatnya dibakar.

Iqbal mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan identitas mayat. Hasil tes DNA akan keluar sekitar dua pekan kemudian. Tes DNA dilakukan di Puslabfor Mabes Polri.

"Alat di Puslabfor Polda Jateng saat ini baru maintenance. Biasanya cukup di Puslabfor Semarang karena alat dan SDM kita siap dan mampu," tutur Iqbal.

Halaman 2 dari 2
(aku/sip)


Hide Ads