Penampakan Guru ASN yang Cabuli Puluhan Siswi SMPN di Batang

Penampakan Guru ASN yang Cabuli Puluhan Siswi SMPN di Batang

Robby Bernardi - detikJateng
Selasa, 30 Agu 2022 16:02 WIB
Batang -

Polisi mengungkap kasus pencabulan oleh seorang oknum guru agama salah satu SMPN di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, inisial AM (33). Pelaku merupakan warga kendal yang kini sudah berstatus tersangka dan ditahan di Polres Batang.

Pantauan detikJateng di Polres Batang, Selasa (30/8/2022), AM tampak digiring ke ruang pemeriksaan. Menggunakan baju tahanan berwarna oranye.

Meski sudah mengenakan masker berwarna hitam, pelaku tampak tetap berusaha menutupi wajahnya dengan tangannya yang terikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tersangka adalah guru agama dan juga pembina OSIS di sekolah setempat," kata Kasat Reskrim Polres Batang AKP Yorisa Prabowo kepada detikJateng, di kantornya, hari ini.

Modus Pelaku Pura-pura Tes Kejujuran OSIS

Seorang oknum guru agama di salah satu SMPN di Batang, AM (33), mengaku mencabuli puluhan siswinya. Modus pelaku yakni pura-pura melakukan tes kejujuran kegiatan OSIS.

ADVERTISEMENT

"Pada intinya, modusnya tes kejujuran pada para siswinya saat melakukan kegiatan OSIS. Ada beberapa yang dilecehkan, ada beberapa juga yang disetubuhi. Saat ini masih kami dalami, kami kembangkan," kata Kasat Reskrim Polres Batang AKP Yorisa Prabowo kepada detikJateng, hari ini.

Aksi bejat AM sudah dilakukan sejak Juni hingga Agustus 2022. Tersangka juga diketahui selama ini merupakan pembina OSIS di sekolah tempatnya mengajar.

"Dari keterangan tersangka, dengan melakukan tes kejujuran tersebut, korban dibawa ke salah satu ruangan. Sehingga terjadi tindak pencabulan tersebut. Tersangka menjadi ASN pada tahun 2019," ungkap Yorisa.

Pelaku Mengaku Cabuli Lebih dari 20 Siswi

Kepada polisi, pelaku mengaku sudah melakukan aksi bejatnya kepada lebih dari 20 orang siswi.

"Dari pengakuan pada kami, tersangka ini melakukan tindakan itu pada 20 siswa lebih. Ini baru pengakuan tersangka," kata Yorisa Prabowo kepada detikJateng, hari ini.

"Dari pengakuan tersangka, ia melakukan sejak bulan Juni hingga Agustus di sekitar lingkungan sekolah," ungkapnya.

Meski begitu, polisi masih mendalami pengakuan tersangka. Sementara jumlah korban yang telah melapor ke polisi sebanyak tujuh orang. Yorisa memahami jika ada banyak korban yang enggan melapor ke polisi.

Polisi juga telah berkoordinasi dengan pihak sekolah tempat pelaku mengajar untuk mengirim tim psikolog pendamping korban. Yorisa menjamin identitas korban akan dilindungi.

"Kita juga telah melakukan pemeriksaan pada para korban dan dari hasil pemeriksaan menyebutnya, siapa saja teman-temanya yang telah diperlakukan hal yang sama. Tapi kita tetap menunggu laporan korban," jelasnya.

(sip/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads