Seorang ibu asal Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, inisial DP (43) menjadi korban penipuan dengan modus kabar anak masuk rumah sakit. Korban transfer uang mencapai Rp 21,9 juta ke pelaku penipuan.
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana menjelaskan kejadian berawal saat DP mendapatkan telepon dari seseorang, Senin (22/8) pukul 08.49 WIB. Penelepon mengaku dari pihak SD tempat anaknya bersekolah.
"Saat telepon pelaku bilang kalau korban kecelakaan hingga tidak sadarkan diri dan tengah dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul," kata Jeffry saat dihubungi wartawan, Selasa (23/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pembicaraan tersebut, kata Jeffry, pelaku mengirimkan nomor telepon orang yang membawa anak korban ke rumah sakit. Mendapat nomor tersebut, korban lantas menghubunginya.
"Ketika ditelepon, penerima mengaku sebagai dokter di rumah sakit yang merawat anak korban. Orang yang mengaku dokter itu menjelaskan kalau anak korban harus segera dioperasi dan membutuhkan alat seharga Rp 21,9 juta yang harus dibeli di apotek," ujarnya.
Selanjutnya, orang yang mengaku dokter itu memberikan nomor pihak apotek. Tak menunggu lama DP langsung menghubungi pihak apotek untuk memesan alat yang dimaksud.
"Untuk pembayarannya pelaku meminta korban untuk transfer. Karena panik, korban segera ke ATM untuk mentrasnfer uang Rp 21,9 juta ke nomor rekening yang diberikan oleh pelaku," ucapnya.
Selesai transfer, DP kembali mendapatkan telepon jika anaknya dirujuk ke Rumah Sakit Panembahan Senopati (RSPS) Bantul. Selanjutnya, korban langsung ke rumah sakit tersebut namun tidak mendapati anaknya.
"Korban lalu menelepon pihak sekolah, dan ternyata anaknya dalam kondisi baik-baik saja," katanya.
Merasa menjadi korban penipuan, DP langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Bantul. Jeffry menyebut saat ini polisi tengah menindaklanjuti laporan DP.
"Saat ini masih dalam proses lidik dari petugas," ujarnya.
Jeffry pun meminta agar masyarakat tidak langsung percaya saat mendapat telepon dari orang tidak dikenal. Bahkan, jika perlu masyarakat mengonfirmasi ulang ke pihak yang disebutkan penelepon.
"Imbauannya masyarakat jangan panik kalau dapat telepon dari orang yang tidak dikenal. Kalau perlu konfirmasi atau cek kembali kebenarannya agar tidak jadi korban penipuan," ucapnya.
(apl/rih)