Pelarian Kopda Muslimin berakhir. Setelah buron selama beberapa waktu, anggota Batalion Arhanud 15/DBY itu ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kelurahan Trompo, Kendal, pagi tadi.
Sebelum ditemukan tewas, Kopda Muslimin terakhir terlihat saat mengantarkan istrinya yang ditembak oleh orang tak dikenal ke rumah sakit, Senin (18/7) lalu. Setelah itu, batang hidung Kopda M tak terlihat lagi.
Tim gabungan TNI-Polri yang menyelidiki kasus penembakan itu mengarahkan kecurigaan ke Kopda Muslimin. Kopda Muslimin disebut menjadi otak penembakan istrinya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas kemudian berhasil menangkap lima orang yang menjadi suruhan Kopda Muslimin untuk menghabisi nyawa istrinya. Dari lima orang ini, empat orang berperan sebagai eksekutor, sementara satu orang adalah pemasok senjata.
Usai ditangkap, para pelaku mengungkap Kopda Muslimin memberikan serentetan perintah sadis kepada mereka. Tujuan rentetan perintah ini sama: menghabisi nyawa istrinya.
1. Modus Pura-pura Mencuri, Racun hingga Santet
"Jadi sebelumnya itu, satu bulan yang lalu keterangan saksi keterangan ya, belum kita cross check. Dia (Kopda Muslimin) sudah memerintahkan Babi (eksekutor penembakan) untuk meracun, yang kedua mencuri. Jadi pura-pura mencuri," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi dalam konferensi pers di Polda Jateng, Senin (25/7).
Dalam konferensi pers tersebut hadir Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad) Letjen Chandra Sukotjo, Pangdam IV Diponegoro Mayjen Widi Prasetijono, dan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.
"Yang jelas targetnya itu istrinya mati. Kemudian yang ketiga, dia menggunakan santet. Tapi belum kita cross check pada suami (Kopda Muslimin), masih dalam pencarian," kata Luthfi.
2. Perintahkan Tembak Kepala
Pelaku penembakan mengaku diorder Kopda Muslimin untuk menembak di kepala istrinya. Namun ada pesanan khusus yaitu agar tidak kena putrinya.
Hal itu diungkapkan eksekutor, Sugiono (34) alias Babi ketika ditanya oleh Kapolrestabes Semarang, Kombas Irwan Anwar dan Komandan Kodim (Dandim) 0733 Kota Semarang, Letkol Inf Honi Havana.
"Jangan sampai kena anaknya pokoknya langsung pas kena kepalanya," kata Babi di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7).
Namun perintah ini gagal dilaksanakan oleh para eksekutor. Pelaku mengaku tak tega menembak kepala istri Kopda Muslimin.
"Perintah nembak kepala tapi saya tidak mau. Suruh habisin, di kepala. Nggak tega," ujar Babi.
3. Perintahkan Tembakan Kedua
Babi yang dibonceng oleh tersangka Ponco saat kejadian, Senin (18/7) lalu melakukan penembakan terhadap korban yang melaju dengan motor dan sampai di depan rumahnya, Jalan Cemara 3 Banyumanik. Kopda Muslimin mengorder tembak di kepala, namun karena takut, Babi menembak di perut sebelah kiri. Ternyata korban tidak tumbang dan turun dari motor.
Saat itu Muslimin yang memantau dari suatu tempat di rumah marah-marah lewat telepon. Pelaku pun putar arah dan kembali menembak perut korban untuk kedua kalinya.
"Diperintah lagi, dimarahin pak. Kok ngga kena," ujar Babi.
Saat itu korban juga tidak tumbang dan mengamankan anaknya untuk masuk ke rumah. Dari keterangan yang diperoleh, korban langsung dibawa Muslimin ke RS Hermina Banyumanik.
(aku/mbr)