Kopda Muslimin kini diburu tim gabungan TNI-Polri karena diduga menyewa pembunuh bayaran dengan target istrinya sendiri, RW (34). Perkenalan Muslimin dengan para eksekutor diawali dengan curhatan kepada teman tongkrongannya.
Temannya itu tidak lain adalah Sugiono alias Babi yang menjadi eksekutor penembakan. Babi mengakui kerap bertemu dengan Muslimin di tongkrongan dan ketika minum-minum. Istri Babi yang penjual pulsa juga mengenal Muslimin.
"Lama kenal. Teman minum, teman nongkrong," kata Babi di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istri saya kerja jual pulsa, nomor,,, ya (nomor) pulsa hape," imbuhnya.
Kemudian Muslimin mengatakan kepada Babi ingin menghabisi istrinya. Curhatan itu disambut Babi dan diteruskan ke rekan Babi yaitu Agus S alias Gondrong. Ternyata Gondrong berminat dan mulai berkomunikasi dengan Muslimin.
"Pertama kali saya didatengin saudara Babi ke Magetan. Dia bilang ada seseorang yang mau celakakan istrinya atau membunuh. Saya bilang temukan (dengan) saya. Saya ke Semarang sama Babi. Saya ketemu Bang Mus di rumahnya, ngobrol," kata Gondrong di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Mereka bertemu tiga minggu sebelum kejadian. Kemudian mereka melakukan pertemuan lanjutan dan saat itu Kopda Muslimin curhat dikekang istri hingga tertekan sehingga muncul niat membunuh.
"Habis itu janjian malam minggunya di daerah Padasan. Dia cerita keadaan keluarga, nggak kuat tekanan dari istri yang mengekang. Dia ingin istrinya dibunuh," ujar Gondrong.
Masih menurut Gondrong, dia sempat mengusulkan agar korban diracun kecubung saja sehingga ketika sakit akan meminta bantuan suami. Ia menyarankan kecubung karena tau efeknya dan sering makan kecubung.
"Saya sarankan jangan dibunuh , beri pelajaran dulu, kasih kecubung. Kalau sakit kan larinya ke suaminya," katanya.
Namun hal itu gagal karena Muslimin tidak berani. Sempat pula Muslimin meminta agar dibuat ada kejadian perampokan namun kembali tidak jadi dilakukan. Gondrong kemudian meminta kejelasan Muslimin sambil minta uang untuk ongkos pulang.
Baca berita selengkapnya di halaman selanjutnya...
"Saya mau pulang minta uang dikasih segepok. Saya pulang ke Magetan. Sampai di rumah ada yang bilang ada yang nawarin senjata," ujar Gondrong.
Ia kemudian menghubungi penjual senjata, Dwi Sulistyo dan janjian untuk melakukan transaksi di Semarang. Kepada polisi, Gondrong mengaku memang diminta Muslimin mencari senjata.
"Waktu itu dia ngomong kalau cara begini sudah habis duit banyak, kamu (cari) senjata," ujar pria yang kesehariannya menjadi sopir truk itu.
Di Semarang, Gondrong kenal dengan tersangka lain lewat Babi. Para tersangka itu adalah Ponco dan Supriyono alias Sirun. Mereka kemudian diajak melakukan eksekusi pada tanggal (18/7) lalu.
"Ketemu Ponco dan ini tidak sengaja pas saya datang ke Semarang. Langsung dikenalkan sama Ponco ke yang punya motor Beat (sarana aksi). Sama Babi digonceng ke rumah Sirun. Sampai rumah Sirun diajak," katanya.
Gondrong mengakui dijanjikan uang Rp 200 juta plus mobil jika korban tewas. Mereka melakukan aksi di depan rumah korban di Jalan Cemara 3 Banyumanik Semarang saat korban pulang menjemput putrinya. Saat beraksi, Babi diarahkan oleh Muslimin yang memantau dari rumah.
Korban ditembak dua kali di bagian perut dan kini masih dirawat di rumah sakit. Komplotan itu menerima uang Rp 120 juta dari Muslimin dan dibagikan.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar dan Komandan Kodim (Dandim) 0733 Kota Semarang, Letkol Inf Honi Havana menegaskan kini tim gabungan fokus mengejar Muslimin.
"Kerjasama dengan pak Kapolrestabes. Tinggal Muslimin yang belum ditangkap, kita fokuskan agar dia mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Honi.
Sedangkan Irwan mengatakan ketika Muslimin sudah ditangkap maka keterangannya akan dicocokan dengan para tersangka yang sudah ditangkap.
"Apa yang disampaikan kan baru dari mereka (pelaku yang ditangkap). Akan klarifikasi dari versi Muslimin," ujar Irwan.
Diterbitkan sebelumnya, Polisi mengungkap motif penembakan istri anggota TNI di Semarang yaitu Kopda Muslimin ingin punya pacar lagi. Fakta itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi saat jumpa pers di kantornya.
"Motifnya punya pacar lagi," kata Ahmad Luthfi menjawab pertanyaan wartawan dalam jumpa pers di Mapolda Jateng, Senin (25/7) lalu.
Ahmad Luthfi menyebut fakta itu diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan pelaku yang sudah ditangkap.
"Jadi dari pemeriksaan saksi di antaranya saksi W, itu pacarnya (Kopda M), pacarnya," jelasnya.