Genap sepekan Daffa Adziin Albasith (18) meninggal akibat sabetan gir ketika diserang sekelompok orang di Jalan Gedongkuning, Jogja, pada Minggu (3/4) dini hari. Polisi mengklaim telah mengantongi identitas pelaku yang menewaskan anak anggota DPRD Kebumen itu.
"Sudah (mengantongi identitas pelaku), namun masih didalami," kata Direskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Minggu (10/4/2022).
Ary mengatakan, polisi masih terus mendalami kasus kekerasan jalanan tersebut. "Dalam proses pendalaman dan pencarian tersangka-tersangkanya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya memeriksa para saksi, polisi juga telah menganalisis rekaman CCTV dari berbagai lokasi. Dalam proses penyelidikannya, polisi juga telah melakukan rekonstruksi.
"Sudah analisis 24 CCTV, memeriksa 13 saksi, dan sudah melakukan 2 kali rekonstruksi," terang Ary.
Pada Selasa (5/4) pekan lalu, Ary mengatakan peristiwa yang menewaskan Daffa bukanlah penyerangan yang dilakukan secara acak atau sering diistilahkan masyarakat sebagai klithih.
"Ada proses ejek-ejekan, ketersinggungan. (Daffa) Korban kejahatan jalanan tidak acak," kata Ary di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (5/4).
Dia menjelaskan, kejadian berawal saat sekelompok orang, termasuk korban, sedang mengetes mesin sepeda motor. "Yang kelima motor tadi, di Ringroad Selatan, di jalur cepat bermaksud ngetes mesin. Karena ngetes mesin kenceng, suaranya kenceng," katanya.
Aksi mengetes mesin motor itu, menurut Ary, memicu emosi kelompok pelaku yang kebetulan dilewati oleh kelompok korban. Kelompok pelaku itu kemudian berusaha mengejar dengan motor.
Menyangka sudah tidak dikejar, Ary menambahkan, rombongan korban singgah di warung warmindo. Kemudian, kelompok pelaku lewat dan meraungkan motornya sambil mengumpat. Walhasil, kelompok korban bergantian mengejar.
Ternyata, kelompok pelaku mengadang di jalan dan menyabetkan gir ke arah korban. "Korban yang berada di motor kedua tidak bisa menghindar sabetan gir," katanya.
Orang tua korban yang juga merupakan anggota DPRD Kebumen, Madkhan Anis, meminta polisi mengusut tuntas tersebut.
"Kejadian ini saya ikhlaskan anak saya. Tapi demi kebaikan ke depan, monggo pihak berwajib untuk mengusut," kata Madkhan Anis saat dihubungi detikJateng, Senin (4/4) pekan lalu.
Madkhan mengatakan, Daffa adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak awal, Daffa memilih Jogja sebagai kota untuk menimba ilmu. Dia tercatat sebagai siswa SMA Muhammadiyah 2 Jogja atau SMA Muha.
"Anaknya supel, humble (rendah hati), solidaritasnya tinggi banget," imbuh Turyani, ibu Daffa. Turyani menuturkan, Daffa sebenarnya sudah berencana ingin pulang ke rumah Kebumen saat libur Ramadan.
Turyani berharap agar peristiwa yang menimpa anaknya tak terulang lagi kepada korban lain. "Semoga (peristiwa) ini yang terakhir. Kasihan, lagi sekolah, cari ilmu jauh dari orang tua," ujar dia.
(dil/dil)