Polisi Kantongi Identitas Pelaku yang Tewaskan Anak DPRD di Jogja

Polisi Kantongi Identitas Pelaku yang Tewaskan Anak DPRD di Jogja

Jauh Hari Wawan S. - detikJateng
Minggu, 10 Apr 2022 16:10 WIB
Lokasi klitih di Gedongkuning, Jogja yang menewaskan seorang pelajar SMA anak anggota DPRD Kebumen, Senin (4/4/2022).
Lokasi klitih di Gedongkuning, Jogja yang menewaskan seorang pelajar SMA anak anggota DPRD Kebumen, Senin (4/4/2022). (Foto: Heri Susanto/detikJateng)
Yogyakarta -

Kasus tewasnya anak DPRD Kebumen, Daffa Adziin Albasith (18), mulai menemukan titik terang. Polisi memastikan sudah mengantongi identitas para pelaku.

"Sudah, namun masih didalami," kata Direskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Minggu (10/4/2022).

Untuk mengejar pelaku, polisi telah mengumpulkan belasan keterangan saksi dan menganalisis puluhan rekaman CCTV.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pelajar di Jogja, Daffa Adziin Albasith (18) tewas setelah menjadi korban penyerangan oleh orang tak dikenal di sekitar Jalan Gedongkuning. Korban tewas karena diserang menggunakan gir oleh sekelompok orang di Jalan Gedongkuning, Jogja, Minggu (3/4) dini hari.

Belakangan korban diketahui merupakan anak salah satu anggota DPRD Kebumen, Madkhan Anis.

ADVERTISEMENT

Salah seorang saksi mata, Purwanto, mengaku menyaksikan kejadian itu saat sedang duduk di angkringan yang berada di depan kantor Kalurahan Banguntapan, Jalan Gedongkuning, Minggu (3/4) dini hari.

"Saya kebetulan sedang nongkrong di angkringan. Korban awalnya melaju dari arah selatan menuju utara. Korban yang dibonceng oleh rekannya yang lain tiba-tiba dihantam dengan gir saat sampai di perempatan kemudian terseret sejauh 20 meter dari lokasi dia dihantam, karena oleng dan langsung terjatuh," jelas Purwanto, Senin (4/4).

Purwanto mengungkap peristiwa itu terjadi tiba-tiba. Usai kejadian korban langsung tampak tak sadarkan diri.

"Setelah kejadian itu, para pelaku langsung kabur ke arah selatan. Kelihatannya masih remaja dengan jumlah lima orang dengan dua sepeda motor," kata Purwanto yang juga petugas Linmas Kalurahan Banguntapan ini.

Direskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indriadi mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP. Dia menyebut peristiwa itu tidak termasuk klithih. Disebutkan ada serangkaian kejadian yang mengawalinya, sehingga penyerangan itu tidak dilakukan secara acak.

"Mohon untuk tidak menyebut kejahatan jalanan klithih yang merupakan kearifan lokal jalan-jalan sore mencari angin, jadi tawuran lebih tepatnya. Ada proses ejek-ejekan, ketersinggungan. Korban kejahatan jalanan tidak acak," kata Direskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indradi di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (5/4).

Dia menjelaskan, kejadian berawal saat sekelompok pemotor, termasuk korban, sedang melakukan pengetesan mesin kendaraannya.

"Yang kelima motor tadi, di Ringroad Selatan, di jalur cepat bermaksud ngetes mesin. Karena ngetes mesin kenceng, suaranya kenceng," katanya.

Hal ini memicu emosi kelompok pelaku yang kebetulan dilewati oleh kelompok korban. Para pelaku lantas berusaha mengejar dengan motornya.

Rombongan korban yang menyangka sudah tidak dikejar lantas singgah di warung warmindo. Ternyata, kelompok pelaku lewat dan meraungkan motornya sambil mengumpat.

Mendengar umpatan itu, giliran kelompok korban yang berusaha melakukan pengejaran. Namun, kelompok pelaku ternyata mengadangnya dan melempar sabetan gir ke arah korban.

"Korban yang berada di motor kedua tidak bisa menghindar sabetan gir," katanya.




(sip/ams)


Hide Ads