Pembongkaran Makam Misterius di Bantul Ungkap Aksi Aborsi ABG

Terpopuler Sepekan

Pembongkaran Makam Misterius di Bantul Ungkap Aksi Aborsi ABG

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Sabtu, 19 Feb 2022 11:24 WIB
Polisi membongkar makam bayi misterius di kompleks pemakaman di Kalurahan Canden, Jetis, Bantul, Selasa (15/2/2022).
Polisi membongkar makam bayi misterius di kompleks pemakaman di Kalurahan Canden, Jetis, Bantul, Selasa (15/2/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Bantul -

Makam misterius muncul di permakaman Ngasem, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Bantul. Belakangan diketahui, makam tersebut adalah makam bayi korban aborsi perempuan inisial ASV (18).

Pelaku yang baru saja tamat SMA ini mengakui bayi itu adalah hasil hubungan gelapnya dengan sang pacar. Dirinya tega mengaborsi bayinya karena takut ketahuan orang tua.

Berawal kecurigaan warga

Lurah Canden, Bejo, menjelaskan kejadian berawal dari kecurigaan warga terkait munculnya makam bayi baru dengan nisan bertulisan Arsila Bin Andreas yang meninggal pada 12 Januari 2022 di kompleks pemakaman tersebut. Padahal saat itu tidak ada warga setempat yang bayinya meninggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi berawal dari kecurigaan warga terhadap makam bayi baru dan berlanjut tanya kaum (tetua kampung) apakah ada yang minta pemakaman dan ternyata tidak ada. Pak Dukuh juga mencari warganya apakah ada yang hamil ternyata tidak ada," kata Bejo saat ditemui wartawan di sekitar kompleks pemakaman Ngasem, Selasa (15/2).

Oleh sebab itu, warga sengaja menunggu apakah ada yang akan ziarah ke makam bayi tersebut. Benar saja, ternyata pada Minggu (13/2) ada pasangan yang ziarah ke makam tersebut.

ADVERTISEMENT

"Ternyata orangnya datang nyekar lalu kita amankan di Polsek (Jetis). Saat ditanya yang perempuan warga Bantul dan yang laki-laki warga Sleman, keduanya juga belum ada surat nikah," ujarnya.

Makam bayi dibongkar untuk diautopsi

Bejo menyebut petugas dari Polsek Jetis, tim inafis Polres Bantul hingga tim Dokpol Polda DIY melakukan pembongkaran makam bayi tersebut. Hal itu untuk memastikan apakah betul ada mayat bayi di dalamnya.

"Ternyata setelah dicek hari ini ada orok bayi (di dalam makam)," ucapnya.

Saat dimintai konfirmasi, Kapolsek Jetis AKP Hatta Azharuddin Amrullah mengatakan hari ini pihaknya melakukan autopsi guna menindaklanjuti temuan makam bayi tersebut. Pihaknya juga memeriksa dua orang yang diduga ayah dan ibu dari bayi tersebut.

"Untuk statusnya masih kita dalami, masih saksi belum tersangka. Untuk dugaannya apa nanti kita sampaikan lebih lanjut ya," ujarnya.

Dikubur sejak sebulan

Dari hasil pemeriksaan sementara tadi, Hatta menyebut bayi itu sudah dikubur sejak sebulan lalu. Sedangkan usia bayi saat dilahirkan diduga dalam usia lima bulan.

"Meninggalnya sekitar satu bulanan, dan tadi ditemukan tulang-tulang kecil. Untuk umur bayi diperkirakan masih lima bulan," ucapnya.

Menyoal mayat bayi tersebut meninggal karena digugurkan atau lahir normal, Hatta mengaku belum bisa memastikannya. Mengingat untuk memastikan hal tersebut perlu melakukan autopsi terhadap jasad bayi dan hasilnya belum keluar.

"Karena itu kita masih berupaya mencari tahu kebenarannya dengan melakukan autopsi tersebut," ujarnya.

Bayi diakui hasil hubungan gelap

Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan, dari hasil pemeriksaan petugas, pasangan tersebut mengakui bayi itu adalah hasil hubungan gelap mereka.

"Setelah diamankan keduanya dibawa ke polsek dan dibantu dengan Polres tentunya. Dari hasil pemeriksaan yang bersangkutan mengakui jika makam tersebut berisi bayi hasil hubungan gelap dengan pacarnya dan dimakamkan di tempat tersebut," kata Ihsan saat jumpa pers di kantornya, Rabu (16/2).

Hasil autopsi: bayi tewas diaborsi

"Selanjutnya kami koordinasi dengan Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY dan hasilnya betul bahwa kondisi bayi mati karena obat berlebih yang dikonsumsi sang ibu," lanjut Ihsan.

Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, polisi menetapkan ASV sebagai tersangka tindak pidana aborsi. Ihsan menyebut ASV baru saja lulus SMA.

Ibu bayi ditetapkan tersangka

"Sehingga dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan hasil autopsi telah menetapkan ibu bayi sebagai tersangka dan sudah ditahan, tersangka inisial ASV baru tamat SMA. Domisili di Kapanewon Imogiri (Bantul)," ujarnya.

Sedangkan untuk pacar ASV tidak menjadi tersangka karena hanya membantu proses pemakaman.

"Seluruh proses aborsi dilakukan pelaku, pacar pelaku hanya membantu proses pemakaman saja. Dari keterangan untuk pemakaman dilakukan siang hari," ucapnya.

Motif pelaku aborsi bayinya

Terkait motif, Ihsan menjelaskan ASV takut ketahuan orang tuanya karena hamil di luar nikah. Berdasarkan info dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY menyebut saat menggugurkan bayi ASV berumur 4 bulan.

"Motif takut ketahuan orang tua, dan tidak disetujui hubungannya," ujarnya.

Atas perbuatannya, ASV disangkakan pasal 194 UU RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ancaman 10 tahun penjara. Lalu UU Perlindungan Anak Pasal 77a UU No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak atau pasal 346 KUHP.

"Untuk ancaman hukumannya 10 tahun penjara," katanya.

Pengakuan lengkap pelaku

Sementara itu, ASV mengakui semua perbuatannya. ASV juga mengungkapkan alasannya mengubur bayi di kompleks pemakaman Ngasem, Canden.

"Sebenarnya tidak ada maksud gimana-gimana, masak mau dibuang, dihanyutin kan namanya bayi dan itu manusia juga," ujarnya.

ASV juga mengungkapkan saat merasakan kontraksi sempat melakukan video call dengan pacarnya. Namun pacarnya tidak mengetahui jika sebelumnya ASV mengonsumsi obat aborsi.

"Tidak ada (campur tangan pacar), inisiatif saya sendiri. (Saat melahirkan) Sendirian tidak dibantu siapa-siapa," ucapnya.

"Hanya dari jam 2 (pagi) sudah video call karena ngeluh sakit dan kepanjer (tertahan) sampai kontraksi dan bayi keluar, pacar tidak tahu sama sekali kalau itu (kalau sudah minum obat)," imbuh ASV.

Selain itu, ASV mengaku orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan sang pacar.

"Menyesal, tapi kan satu sisi bukan kemauan juga. Sebelumnya ibu pernah bilang jangan sampai berumah tangga sama dia dan saya jadi ragu. Saya tidak direstui karena ibu dan keluarga dia sama-sama tidak sreg," ujarnya.




(aku/mbr)


Hide Ads