Momentum tedak siten atau kali pertama anak turun ke tanah ini tak bisa dilupakan oleh pasangan suami istri Rio Oktavianus (31) dan Alexandreia Mega (29). Kebetulan hari ini anak pertamanya, Bisma, berusia 7 bulan.
Upacara itu disaksikan ribuan anak-anak. Hadir pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri fauzi atau Arifah Fauzi, Sekda Provinsi Jateng Sumarno, Bupati Magelang Grengseng Pamuji, dan tamu undangan lainnya.
![]() |
Pasutri ini memakai pakaian adat Jawa gaya Surakarta Hadiningrat, termasuk yang dipakai oleh putranya.
"Tedak siten adalah upacara tradisional adat Jawa yang melambangkan momen di mana seorang bayi atau seorang anak turun tanah untuk pertama kali. Dan upacara ini dilakukan pada saat bayi berumur sekitar 7 atau 8 bulan," kata pemandu upacara adat Anuraga Seva, Vincentia Puri Sudaryanti kepada wartawan di Candi Borobudur, Sabtu (12/7/2025).
"Maknanya ini adalah momen pertama bayi untuk menapaki kehidupan. Harapan orang tua agar para putra dan putrinya bisa menapaki kehidupan menjadi orang yang bermanfaat, kemudian berguna bagi nusa dan bangsa," sambungnya.
![]() |
Tedak siten diawali dengan sungkem meminta doa restu kepada nenek atau kakek.
"Kemudian baru kita melaksanakan ritualnya. Pertama kali adalah menginjak tanah, mencuci kakinya, setelah itu menginjak jadah (7 jadah). Di awali jadah warna putih artinya suci, kemudian berurutan ada warna hijau, merah, dan lainnya," kata dia.
"Setelah itu, kemudian naik ke ke tangga tebu (ada 7 tangga). Sampai atas didudukkan. Terus diangkat tinggi-tinggi supaya cita-citanya juga tinggi. Kemudian diturunkan dan dimandikan dengan air yang sudah dijemur. Berikutnya, ganti baju dan kita siapkan dalam kurungan ada mainan. Di sana bisa memilih yang dia inginkan, pegang apa cita-citanya," imbuhnya.
Ibu Bisma, Alexandreia Mega menyatakan senang bisa menjalani prosesi tedak siten di Candi Borobudur.
"Yang pasti pengalaman yang mengesankan ya. Karena tidak semua punya kesempatan untuk mengalami tedak siten, apalagi di pelataran (candi) Borobudur dan disaksikan oleh menteri, ada perwakilan dari provinsi (Sekda) dan bupati juga," kata Mega.
"Awalnya dari kami itu diajak kerja sama oleh Anuraga Seva dan EO acara ini. Iya, saat ini (Bisma) 7 bulan, kebetulan waktu yang pas untuk tedak siten," ujarnya.
Dia ikut tedak siten karena ingin melestarikan kebudayaan Jawa.
"Zaman sekarang, mungkin nggak banyak pasangan muda yang masih melestarikan tedak siten," kata dia.
Saat berada di kurungan, Bisma memilih stetoskop. "Semoga bisa menjadi dokter atau kalau nggak jadi dokter juga tetap bermanfaat untuk sesama," pungkasnya.
Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi atau Arifah Fauzi mengatakan acara ini juga untuk mengingatkan lagi bahwa Indonesia kaya akan permainan tradisional.
"Biasanya peringatan Hari Anak Nasional dipusatkan di Jakarta, jadi perwakilan anak-anak seluruh Indonesia datang ke Jakarta. Nah pada tahun ini, kita mencoba pendekatan yang berbeda. Perayaan Hari Anak Nasional dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia. Sehingga anak-anak merasakan bahwa hari itu adalah hari bermain bersama," kata Arifah.
"Fokusnya adalah yang pertama, bermain, permainan tradisional, menyanyikan lagu-lagu daerah. Yang ketiga menyanyikan lagu-lagu nasional dan yang keempat adalah dongeng. Dongeng tentang pahlawan-pahlawan di daerahnya masing-masing. Ini sebagai upaya kami agar anak-anak terlepas dari gadget. Jadi meminimalisir penggunaan gadget," ujarnya.
(dil/apl)