Kirab Budaya di Mojosemi, Penghormatan Sesepuh Cikal Bakal Pati

Kirab Budaya di Mojosemi, Penghormatan Sesepuh Cikal Bakal Pati

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 15 Mei 2024 14:12 WIB
Tradisi kirab gunungan di Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Pati, Rabu (15/5/2024).
Tradisi kirab gunungan di Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Pati, Rabu (15/5/2024).Β Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati - Tradisi sedekah bumi di Dukuh Mojosemi, Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, berlangsung meriah. Warga berebut nasi berkat hingga gunung hasil bumi.

Pantauan detikJateng, warga antusias mengikuti kirab rangkaian sedekah bumi di Desa Mojoagung mulai pukul 09.00 WIB. Warga kirab membawa gunungan yang berisi hasil bumi. Ada delapan gunungan yang dikirab dari masing-masing RT menuju Punden Eyang Sukmonyono.

Gunungan yang berisi hasil bumi lalu jadi rebutan warga. Tak hanya itu, warga juga rela berdesakan untuk mendapatkan nasi berkat dari pemerintah desa. Bahkan ada warga yang sempat pingsan karena berdesak-desakan.

Salah satu warga, Narti mengaku rela berdesak-desakan demi mendapatkan hasil bumi. Dia mendapatkan sayuran dan jajan. Menurutnya gunungan hasil bumi dipercaya mendapatkan berkah.

"Ini dapat jajan, untuk makan bersama. Mudah-mudahan ke depannya semakin lancar rezekinya," jelas Narti kepada detikJateng ditemui di lokasi, Rabu (15/5/2024).

Kepala Desa Mojoagung, Susilo Budi Haryanto mengatakan kirab gunungan merupakan tradisi sedekah bumi setiap tahun. Tradisi ini sebagai bentuk syukur atas rezeki yang didapatkan oleh warga.

"Kita melakukan kirab budaya yang mana ada Dukuh Mojosemi merupakan acara ritual tahunan. Di mana kita menghormati sesepuh yang ada di sini, cikal bakal Kabupaten Pati yaitu Eyang Sukmonyono," kata Susilo ditemui di lokasi.

Tradisi kirab gunungan di Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Pati, Rabu (15/5/2024).Tradisi kirab gunungan di Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Pati, Rabu (15/5/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Dia mengatakan delapan gunungan yang dikirab berisi hasil tanaman warga. Mulai dari palawija, jagung, ketela dan lainnya, yang dikerjakan warga selama setahun belakangan.

"Acaranya biasanya kalau sedekah bumi ritual sebelum acara ada tahlil, paginya ada kirab, perjalanan dari masing-masing RT di RW 3, untuk membawa arak-arakan adalah perwujudan terima kasih hasil bumi kepada masyarakat terima seperti palawija, jagung, ketela, yang dikerjakan selama setahun ini," jelas Susilo.

Susilo menambahkan, selain ada kirab juga pembagian nasi berkat. Tujuannya untuk memberikan sedekah kepada warga. Tak ayal nasi berkat itu menjadi buruan warga.

"Tujuan masyarakat membagikan nasi berkat tujuan untuk memberikan sedekah untuk masing-masing warga RT diberikan sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan dan itu juga bukan hanya masyarakat Mojosemi tapi juga masyarakat di luar Desa Mojoagung," ungkap Susilo.




(rih/apl)


Hide Ads