Sunan Bonang atau yang memiliki nama Makhdum Ibrahim, salah satu tokoh Wali Sanga, punya beberapa peninggalan di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Rembang. Salah satunya berupa masjid.
detikJateng berkesempatan mengunjungi masjid peninggalan Sunan Bonang itu pada Minggu (17/3). Masjid itu berada di tengah permukiman masyarakat Desa Bonang, sekitar 50 meter dari lokasi bekas 'Ndalem Sunan Bonang' atau Pesarehan Sunan Bonang.
![]() |
Bangunan masjidnya tampak sudah diperbarui. Dalam prasasti di lokasi masjid diketahui bahwa bangunan masjid itu pernah direhabilitasi pada 6 Juni 2013 dan 12 Desember 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Takmir Masjid Sunan Bonang, Saiful Ulum, mengatakan pada zaman dahulu lokasi masjid ini merupakan sebuah tempat ibadah umat Hindu. Oleh Sunan Bonang kemudian dijadikan semacam padepokan atau warga masyarakat menyebutnya dengan 'Griya Ageng'.
"Itu karena kelembutan Sunan Bonang dalam berdakwah menyiarkan Islam. Beliau tidak secara langsung menjadikan itu sebagai masjid, tetapi seperti padepokan atau disebut 'Griya Ageng'. Tempat berkumpul warga melakukan ritual," kata Saiful saat ditemui detikJateng di lokasi, Minggu (17/3/2024).
![]() |
Pada era tahun 1990-an, saat dilakukan pemugaran yang awal, Saiful mengungkapkan banyak ditemukan fragmen-fragmen patung orang atau arca di area masjid. Misalnya bagian kepala dan tangan.
"Selain itu ada ditemukan juga gerabah, itu guci gentong. Tapi oleh warga benda-benda itu dipendam lagi di sini (area masjid)," ujar Saiful.
Menurut juru kunci peninggalan Sunan Bonang, M Lutfi Hakim, bangunan masjid peninggalan Sunan Bonang yang masih orisinal ialah bangunan utamanya. Sedangkan bangunan pagar dan serambi yang saat ini merupakan bangunan tambahan dan baru.
"Yang asli ya yang bangunan utama saja. Itu umpak sari dan keempat tiang penyangganya masih asli. Bisa dilihat itu motif ukiran yang ada di umpak sarinya. Tembok-temboknya juga, itu asli semua, hanya saja karena diperbaiki jadi ditutup (keramik). Tapi di dalamnya batu-batanya asli dari zaman dulu," jelas Lutfi.
Bangunan utama masjid peninggalan Sunan Bonang itu berbentuk persegi, ukurannya kira-kira 9,6 x 9,6 meter. Atapnya bergaya khas Jawa, seperti model atap Masjid Agung Demak peninggalan Sunan Kalijaga.
Di area masjid ini juga terdapat peninggalan Sunan Bonang lainnya, berupa sumur dan beduk. Sumur itu berada persis di halaman depan masjid, ceruknya berbentuk persegi.
Sedangkan beduk peninggalan Sunan Bonang diletakkan di serambi bagian depan masjid. Beduk itu berukuran sedang, paku perekat antara lulang atau kulit dengan kayunya berbahan bambu.
"Ada lagi peninggalan Sunan Bonan di Masjid ini yaitu beduk sama sumur yang di depan itu," terang Lutfi.
Lebih lanjut Lutfi menceritakan, Sunan Bonang di dalam melakukan dakwahnya menggunakan sejumlah metode, salah satunya dengan media gending-gending.
"Jadi tidak langsung diajak masuk Islam itu bukan, tapi perlahan, lewat banyak cara. Misalnya seperti tembang atau gending. Nah di dalam lantunan gending itulah diisi ajaran-ajaran Islam yang mengajak melakukan kebaikan," terang Lutfi saat ditemui detikJateng di rumahnya di Desa Bonang.
"Hingga kini oleh masyarakat tradisi itu masih dilestarikan, yaitu lewat Jedor Bonang. Aktivitas melantunkan gending Jawa yang memuat ajaran Islam sambil diiringi musik jedor," pungkas Lutfi.
(dil/dil)